Penyakit Kiri Kekanak-Kanakan

  • Whatsapp
Tasrief Siara

APAKAH benar ajaran komunisme itu sebagai idiologi maupun partai politik bisa menciptakan perubahan social dan berefek terhadap peningkatan kesejahteraan rakyat Bukankah komunisme itu adalah sebuah idiologi utopia, tapi mengapa ia masih menghantui rakyat Indonesia Satu pekan terakhir ini, jagad perbincangan, khususnya di televisi didominasi oleh soal Partai Komunis Indonesia. Apalagi jelang 30 September, luka sejarah itu seperti menganga kembali. Disana sepertinya ada efek traumatik sejarah yang tak mungkin bisa dilupakan begitu saja.

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo bahkan pekan kemarin, secara terbuka mengajak semua prajuritnya, tentu bersama rakyat Indonesia untuk nonton bareng film Penghiatan G 30 S PKI. Oleh sejumlah kritikus film zaman Orde Baru itu, memandang jika film itu sarat propaganda.

Bacaan Lainnya

Tapi apapun pandangan maupun kritik terhadap film tersebut, namun sejumlah fakta sejarah yang ditampilkan di film itu masih memiliki korelasi yang sangat kuat terhadap realitas yang sebenarnya. Dan peristiwa itu tak mungkin bisa ditanggalkan begitu saja dalam ingatan kita.

Jika kita amati, “pentolan-pentolan” komunis di negeri ini sepertinya jumlahnya terbilang hitungan jari, tapi mengapa mereka sepertinya diperhitungkan sekali. Padahal, kalau meminjam bahasa bekas presiden Gus Dur dalam sebuah sesi perbincangan mengatakan, mereka yang masih meyakini komunis sebagai sebuah idiologi adalah sekelompok orang yang berpenyakit kiri kekanak-kanakan.

Memang jumlah mereka tak banyak, tapi mereka punya kemampuan memengaruhi opini publik, termasuk cerdas dalam mewacakan isu-isu komunisme dierah zaman milenal ini. Apalagi jika dibumbui denganinformasi praktek penindasan pemerintah Orde Baru terhadap orang-orang komunis di Indonesia.

Pos terkait