Pemilihan Ketua OSIS SMP Labschool Mirip Pemilu

  • Whatsapp

PALU EKSPRES, PALU – Ajang pemilihan Ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) di suatu sekolah, dapat menjadi salah satu pembelajaran kepada siswa, tentang bagaimana sikap berdemokrasi yang baik. Salah satunya, yang dilakukan oleh SMP Labschool Universitas Tadulako (Untad), pada pemilihan Ketua dan Wakil Ketua OSIS, medio pekan lalu.

Di sekolah ini, pemilihan Ketua dan Wakil Ketua OSIS Periode 2017-2018, dilakukan semirip mungkin dengan proses pemilihan umum (pemilu) yang dilaksanakan oleh negara. Salah satu contohnya, dalam pemilihan tersebut, para siswa juga membentuk partai-partai politik, yang akan mengusung para calon Ketua dan Wakil Ketua.

Bacaan Lainnya

Ada enam partai yang dibentuk oleh para siswa, dengan menggunakan nama-nama unik seperti Partai Persolit dan Partai Bersahabat. Kemudian, tahapan “Pesta Demokrasi” versi SMP Labschool Untad ini, dimulai dari pendaftaran calon kandidat yang diusung oleh partai-partai tersebut. Masing-masing pasangan calon, dapat diusung oleh satu atau dua partai.

“Sebelumnya, pemilihan ketua OSIS tidak mengunakan partai, namun tahun ini mengunakan partai politik pengusung. Ini merupakan salah satu bentuk perkembangan, yang dilakukan setiap tahunnya oleh pengurus OSIS,” jelas Wakil Kepala SMP Labschool Untad, Asrianti.

Setelah para calon mendaftar di masing-masing partai, pada prosesnya kemudian dilakukan pengundian nomor urut pasangan calon, yang akan dipilih secara demokratis oleh para siswa. Usai mengundi nomor urut, para pasangan calon diberikan waktu untuk berkampanye.

“Kemudian para calon kandidat, menyampaikan Visi dan Misi mereka jika terpilih. Selain itu, ada pula debat terbuka antara calon kandidat, yang di dalamnya turut terlibat kepala sekolah, wakil kepala sekolah, serta dewan guru yang dapat memberikan pertanyaan kepada para kandidat,” jelas Asrianti.

Ia menjelaskan, pemilihan Ketua dan Wakil Ketua OSIS dengan model tersebut digelar, bertujuan sebagai pembelajaran bagi para siswa, tentang proses demokrasi di Indonesia yang nantinya akan mereka hadapi.

“Ini diharapkan menjadi pembelajaran siswa, ketika mereka akan menjadi pemilih tetap pada pemilu maupun pilkada. Siswa yang terlibat memilih ketua OSIS, bisa belajar bagaimana menentukan pilihan mereka tanpa ragu nantinya,” ujarnya lagi.

Pos terkait