MBS juga sama. Dia menyingkirkan semua kawan dan lawan yang dianggap sebagai penghalang kekuasaannya. Salah satunya Menteri Perekonomian Adel Fakieh yang memiliki peran penting dalam menulis draf reformasi yang digaungkan MBS.
”Bukannya mencari sekutu, Pangeran Muhammad malah memperluas kekuasaannya atas keluarga kerajaan, militer, dan Garda Nasional,” ujar dosen senior di S. Rajaratnam School of International Studies, Singapura, James Dorsey. Tujuannya tentu saja memuluskan jalannya reformasi Saudi dan melanjutkan perang di Yaman.
Berbagai rumor menyebar bahwa itu bukan sekadar bersih-bersih koruptor, tapi merupakan respons terhadap rencana kudeta kepada MBS.
Putra mahkota yang masih berusia 32 tahun itu memang bisa menjadi raja kapan saja lantaran ayahnya, Raja Salman, saat ini sudah sakit-sakitan.
Rumor menyebar bahwa Raja Salman menderita demensia. Penahanan para pangeran kali ini hanyalah sebuah langkah lanjutan.
September lalu dia menangkap sekitar 20 orang ulama berpengaruh dan para intelektual yang dituding menjadi mata-mata dan mengancam kerajaan.
Profesor ilmu politik di Duke University Abdeslam Maghraoui mengungkapkan, penahanan para pangeran dan berbagai tokoh yang dekat keluarga kerajaan itu adalah masalah besar dan tak pernah terjadi sebelumnya.
Maghraoui menilai MBS terlalu tergesa-gesa. Kebijakannya itu bisa berdampak buruk pada Saudi dan negara-negara di sekitarnya.
”Harus diingat bahwa posisi Muhammad masih putra mahkota, suksesi setelah kematian atau mundurnya ayahnya tidak akan mulus,” katanya.
Di Saudi, biasanya pengambilan keputusan dilakukan dengan cara musyawarah dan posisi-posisi penting dibagi antara anggota keluarga kerjaaan.
Tapi, kini MBS ingin keputusan tersentral pada raja. Karena itulah, dia memecat petinggi angkatan laut dan garda nasional serta menggantinya dengan orang yang dianggapnya bisa dikendalikan.
Maghraoui berpendapat, MBS sedang berjudi besar-besaran. Dia ingin mengimplementasikan kebijakan-kebijakan visionernya dan memenjarakan orang-orang yang dianggap berbahaya baginya sekaligus. Itu bisa memicu perlawanan dan mengguncang stabilitas negara.