PALU EKSPRES, PALU – Kepindahan Rusdi Mastura alias Cudi direspon beragam oleh para petinggi partai Golkar, partai yang menurut Cudi, panggilan akrabnya, telah membesarkan dan dibesarkannya.
Ada yang memilih bersikap realistis. Namun ada pula yang seolah tak percaya jika tokoh senior mereka itu tak lagi dalam keluarga besar Golkar.
Ketua DPD Golkar Kota Palu, Erman Lakuana menganggap biasa kepindahan seseorang ke partai lain. Di Indonesia kata dia, pindah partai adalah hal biasa. Bahkan itu sudah berlangsung sejak lama. Demikian pula dengan kepindahan Cudi ke Nasdem menurut dia, tidak perlu diperdebatkan, karena hal semacam itu lumrah dalam politik.
”Sedangkan dalam persoalan agama, orang bisa keluar masuk bolak balik beberapa kali. Apalagi hanya urusan partai. Jadi tidak perlu dibuat ribut,” ungkap Erman kepada Palu Ekspres Kamis malam (16/1).
Ia merespons datar pilihan politik yang diambil seniornya itu. Menurut dia, pengaruh terhadap perolehan suara pada Pemilu Legislatif 2019, tetap ada tapi ia memastikan pengaruhnya tidak seberapa. Ini tidak terlepas dari kultur politik yang dibangun di Partai Golkar, dimana tidak ada kader atau tokoh Golkar yang merasa mempunyai ”saham” di partai beringin ini. Pemilik Partai Golkar adalah seluruh kader Golkar itu sendiri.
Ini berbeda dengan partai lain dimana ketua partai menjadi penguasa mutlak karena mereka adalah pendiri partai. Di partai Golkar demokrasi tumbuh sehat dan tidak ada merasa superior terhadap yang lainnya.
Pernyataan Cudi yang mengesankan memilih meninggalkan Golkar dan merapat ke
Nasdem karena dianggap lebih membutuhkan dirinya, ramai-ramai dibantah para petinggi Golkar.
Salah satu pengurus Golkar Kota Palu, meminta namanya tidak tulis mengatakan, pernyataan itu tidak terlalu tepat. Selama ini Golkar sangat menghargai apa pun yang dilakukan Cudi di Partai Golkar. Seandainya, ia menginginkan menjadi caleg DPR RI, Golkar pun akan mendorong dan bahkan berjuang untuk itu.
Contoh teranyar ungkap dia, saat perebutan Ketua DPD Golkar Donggala. Tatkala banyak kepentingan yang bermain ingin menjadi ketua, Cudi tiba-tiba menyatakan diri bersedia memimpin Golkar Donggala. Bahkan ia memilih sendiri orang orangnya menjadi pengurus. Semua tidak ada yang protes bahkan menyetujuinya.