PALU EKSPRES, BALIKPAPAN – Penyidik masih mendalami sejumlah percakapan antara P dan korban. P yang diketahui menjadi presiden sebuah organisasi selama ini menggunakan aplikasi chatting untuk merayu para calon korban dengan memberikan iming-iming. Baik uang, tas, pakaian, ataupun barang yang diinginkan korban.
“Dari pengakuan para korban, mereka tidak dipaksa atau diancam, tapi dirayu,”kata Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Kombespol Hilman, Senin (20/11).
Lalu, dari mana P memperoleh uang? Penyidik menduga P menggunakan dana yang dikelola organisasi yang dipimpinnya. Apalagi, P juga kerap aktif dalam sejumlah kegiatan dan lembaga amal. “P itu kan presiden sebuah organisasi. Juga aktif dalam sejumlah kegiatan,” sambungnya.
Hilman menjelaskan, dalam melakukan aksinya, P biasanya mencumbu korbannya lebih dulu. Kemudian, dia merayu korbannya hingga melakukan seks oral sampai terjadi hubungan sesama jenis. P dianggap mampu menaklukkan korban lantaran sosoknya yang cerdas dan banyak memberikan perhatian kepada korban.
“Jadi, layaknya orang pacaran. Perbuatan tersebut ada yang dilakukan di rumah korban hingga hotel. Termasuk adanya indikasi perbuatan di luar negeri. Sebab, dalam rentang waktu itu, P pernah ke luar negeri,” ujarnya, tapi enggan memerinci negara mana saja yang pernah dikunjungi P.
Jika tidak ditangkap, awal 2018 nanti, P dijadwalkan pergi ke London, Inggris, setelah diwisuda dari kampus ternama di Jogjakarta. P sendiri bungkam saat ditanya. Dia semakin menunduk ketika kamera menyorot wajahnya. Tampak mata P memerah dan mengeluarkan air mata. Bahkan, saat ditanya apakah menyesali perbuatannya, P tetap bergeming.
”Berdasar pengakuan yang bersangkutan, dirinya pernah menjadi korban tindak asusila serupa saat duduk di bangku SMP,” ucap Hilman.
(*/rdh/rsh/k18/c22/ami)