Apa Jadinya Kalau Penderita Gangguan Jiwa Berwirausaha

  • Whatsapp

PALU EKSPRES, PURWODADI – Puluhan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) mengikuti pelatihan berwirausaha kemarin (23/11). Pelatihan itu digelar oleh Dinas Sosial (Dinsos) Grobogan bersama Rumah Pelayanan Sosial Eks Psikotik Sonorumekso.

Penghuni panti tersebut tetap serius mendengarkan arahan petugas Dinsos Grobogan. Mereka tidak banyak bercanda atau mengacuhkan arahan dari petugas.

Bacaan Lainnya

”Karena yang kami ikutkan merupakan ODGJ yang bisa diajak komunikasi. Bisa beraktivitas, bukan yang penyakitnya berat atau kerap teriak-teriak,” jelas salah satu koordinator di Rumah Pelayanan Sosial Eks Psikotik Sonorumekso Purwodadi Muhammad Khaerony.

Dari 65 penghuni panti, sekitar 40 orang baik ODGJ maupun pengemis, gelandangan, dan orang terlantar diikutkan. Mereka mengikuti pelatihan pembuatan paving block bagi pria, pembuatan kemoceng dan telur asin bagi perempuan.

“Tidak ada kesulitan yang berarti dalam melatih mereka. Namun, melatih konsentrasi mereka agak susah. Kadang mereka tidak fokus saat diarahkan melakukan sesuatu,” papar Kasi Pemberdayaan Sosial Dinas Sosial (Dinsos) Grobogan Agus Muji Leksana.

Meski begitu, tidak menjadi kendala yang besar. Rata-rata penyandang gangguan jiwa ini memiliki tekad yang kuat untuk sembuh. Mereka ingin segera berkumpul lagi dengan keluarganya.

“Harapan setelah mengikuti pelatihan ini, mereka kembali ke masyarakat bisa memiliki ketrampilan dan membuka usaha sendiri. Jika memiliki usaha, otomatis mereka akan sibuk mengembangkan usahanya. Sibuk melakukan hal positif dan penyakitnya akan sembuh total,” paparnya.

Salah satu peserta Surihatingsih mengaku, ingin segera kembali ke rumahnya di Banjarnegara. Jika sudah sembuh nanti dia ingin membuka usaha supaya bisa melanjutkan hidup secara normal. ”Ingin kumpul keluarga. Lalu membuka usaha sendiri nanti,” ujarnya.

(Fajar/JPR)

Pos terkait