PALU EKSPRES, TANGERANG – Kasus wabah yang disebabkan virus Corynebacterium diphtheriae atau lebih dikenal difteri terus meluas.
Berdasar data Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten per 13 Desember, terdapat 90 kasus dengan sembilan orang meninggal dunia.
Kasi Surveilans Imunisasi dan Krisis Kesehatan pada Dinkes Banten drg Rostina mengungkapkan, sebelumnya terdapat 85 kasus difteri.
Namun, ditemukan lagi lima kasus. Yakni, di Kota Tangerang empat kasus dan Kota Cilegon satu kasus.
”Untuk temuan di Cilegon itu, warganya asal Menes, Kabupaten Pandeglang. Kini jumlahnya bertambah menjadi 90 kasus,” ujarnya kepada Radar Banten (Jawa Pos Group).
Menurut dia, penambahan itu disebabkan masih banyak warga yang belum divaksinasi.
Dia berharap agar masyarakat segera berbondong-bondong ke tempat-tempat pusat kesehatan masyarakat, misalnya puskesmas, posyandu, dan rumah sakit.
”Warga yang belum divaksinasi bisa langsung datang di puskesmas, RS, maupun posyandu. Kami juga melayani vaksinasi pada akhir pekan di pusat kesehatan masyarakat (PKM),” katanya.
Sementara itu, data vaksinasi hari ketiga yang baru masuk ke dinkes provinsi berasal dari Kabupaten Serang dengan sebaran 8.154 dari total sasaran 526.270.
Sedangkan data dari empat kabupaten/kota hingga kini belum masuk.
”Kemungkinan besok (hari ini, Red) baru masuk. Teman-teman dinkes kabupaten/kota sedang rekap,” katanya.
”DKI sama Jabar mengirimkan laporan tiga hari lalu. Di Banten masih rekap. Jadi, wajar kalau dua provinsi itu lebih tinggi,” tambahnya.
Lebih lanjut, perempuan yang akrab disapa Una itu mengatakan, hingga saat ini baru dua kabupaten/kota yang menyatakan KLB difteri, yakni Kabupaten Tangerang dan Kabupaten Serang.
Namun, berdasar laporan yang diterima, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) sudah mengeluarkan SK KLB kendati SK tersebut baru dikeluarkan kepala dinas.
”Kota Tangsel sudah keluarkan SK KLB. Sedangkan Kota Serang masih menunggu tanda tangan wali kota,” katanya.
Untuk Kota Serang, Una berharap agar wali kota segera menandatangani SK KLB.
Langkah tersebut diperlukan karena jumlah pasien difteri dari Kota Serang di dua rumah sakit, yaitu RS Drajat Prawiranegara dan RSU Banten, membeludak.