PALU EKSPRES, JAKARTA – Akhirnya pernyataan kontroversial yang disampaikan Presiden Amerika Serikat Donal Trump terkait Yerusalem sebagai ibu kota Israel ditolek mentah-mentah oleh 128 negara anggota PBB melalui voting untuk mendukung Resolusi Yerusalem, Kamis (21/12).
Dari hasil voting itu, ada sembilan negara yang menentang dan 35 abstein. Ini berarti ada 128 negara yang menentang atau mengabaikan pernyataan Trump atas Yerusalem. Mereka juga tak peduli ancamannya yang disampaikan Duta Besar AS untuk PBB Nikki Halley.
Trump mengancam akan memotong bantuan keuangan kepada negara-negara pro-Palestina yang menetang keputusannya. Halley telah memperingatkan bahwa dia akan mencatat nama-nama tersebut.
Terlepas dari semua tekanan itu, masyarakat internasional melalui Resolusi Yerusalem memutuskan untuk menentang Trump dan pemungutan suara menghasilkan kemenangan bagi Palestina.
“Keputusan ini menegaskan kembali bahwa Palestina mendapat dukungan dari masyarakat internasional. Tak ada keputusan yang dapat mengubah kenyataan kalau Yerusalem adalah wilayah yang diduduki Israel berdasarkan hukum internasional,” kata Juru Bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Nabil Abu Rudeina seperti dilansir Al Jazeera, Jumat, (22/12).
Kepala Negosiator Palestina Saeb Erekat mengutuk keputusan Washington yang mengakui Yerusalem jadi Ibu Kota Israel. Ia mengatakan, pemungutan suara PBB menunjukan penghormatan terhadap undang-undang. “Ini adalah hari dimana mereka yang saling membantu melawan hukum internasional, merasa malu,” katanya.
Erekat juga menghargai masyarakat internasional mengabaikan ancaman dan intimidasi AS. Mereka memilih untuk bijaksana, memandang jauh ke depan, dan berdiri tegak di atas hukum internasional dan peraturan undang-undang bukan berdiri di atas hukum rimba.
Beberapa menteri luar negeri juga menyatakan pendapatnya masing-masing. Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu melalui cuitannya di Twitter mengatakan, “Martabat dan kedaulatan tidak dapat dijual”.
Senada Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan, “Suara global mengatakan tidak terhadap rezim Trump dan intimidasinya.”