PALU EKSPRES, PALU – Selain jumlah penduduk miskin di Sulteng bertambah 5,41 ribu orang dari Bulan Maret 2017, kondisi penduduk miskin di daerah
ini juga juga semakin miskin.
Hal itu ditandai dengan meningkatnya
indeks kedalaman kemiskinan dan indeks keparahan kemiskinan.
Laporan BPS Provinsi Sulteng yang dirilis 2 Januari 2018, menyebutkan bahwa pada periode Maret – September 2017, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di Sulteng mengalami kenaikan.
Indeks Kedalaman Kemiskinan pada Maret 2017 adalah 2,55 dan pada September 2017 mengalami kenaikan menjadi 2,80. Demikian juga dengan Indeks Keparahan Kemiskinan mengalami kenaikan dari 0,72 menjadi 0,78 pada periode yang sama.
Sementara apabila dilihat pada periode sebelumnya, yaitu September 2016– September 2017 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) juga mengalami kenaikan, kecuali di daerah perkotaan.
“Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Selain harus mampu memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan kemiskinan juga sekaligus harus bisa mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan,” kata Kepala BPS Sulteng Faisal Anwar pada press rilis BPS di kantor BPS Sulteng, Selasa (2/1/2018).
Menurut Faisal Anwar, apabila dibandingkan antara daerah
perkotaan dan perdesaan, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di daerah perdesaan lebih tinggi daripada di daerah perkotaan.
Pada September 2017, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) untuk daerah perkotaan sebesar 1,85 sementara di daerah perdesaan jauh lebih tinggi, yaitu mencapai 3,14.
Sementara itu nilai Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) untuk perkotaan adalah 0,46 sedangkan di daerah perdesaan mencapai 0,90.
Faisal Anwar yang didampingi Kepala Bidang Statistik Distribusi Wahyu dan Kepala Bidang Statistik Sosial Sarmiati, merinci beberapa faktor yang terkait dengan tingkat kemiskinan selama periode Maret–September 2017, antara lain adalah selama periode Maret-September 2017 terjadi inflasi umum sebesar 2,01 persen.