HAB Kemenag ke-72, Ini Pesan Gubernur Sulteng

  • Whatsapp

 

PALU EKSPRES, PALU – Gubernur Sulawesi Tengah, H. Longki Djanggola berpesan kepada Kementerian Agama (Kemenag), untuk terus membina kerukunan hidup beragama di tengah-tengah masyarakat, utamanya bagi masyarakat Sulawesi Tengah. Pesan ini disampaikan Gubernur, saat menghadiri puncak peringatan Hari Amal Bhakti (HAB) ke-72 Kemenag RI, di halaman Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenag Sulteng, Rabu 3 Januari 2018.

Bacaan Lainnya

Selain itu, Gubernur juga meminta kepada Kemenag Sulteng, untuk dapat berperan aktif dalam meningkatkan kualitas kehidupan keagamaan masyarakat Sulteng, yakni masyarakat yang semakin baik dalam hubungannya dengan Tuhan.

“Kalau ini semua menjadi lebih baik, Insyaallah kita akan tetap hidup damai,” kata Gubernur.

Pada upacara puncak peringatan HAB ke-71 Kemenag RI tingkat Provinsi Sulteng, Gubernur bertindak sebagai Inspektur Upacara. Pada kesempatan tersebut, Gubernur menyampaikan amanat dari Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifudin, mengingatkan kepada seluruh elemen di Kemenag bahwa tugas Kemenag yang di antaranya mengayomi bangsa melalui bimbingan kehidupan beragama yang berkualitas, pelebaran akses pendidikan agama dan keagamaan yang bermutu, serta menjaga kerukunan hidup antarumat beragama, akan semakin berat ke depannya, seiring dengan perubahan pada masa kekinian.

“Kita berada dalam lingkup masyarakat lebih luas, yang meliputi warga global hingga generasi digital. Tuntutan publik terhadap kita semakin tinggi, terbuka, dan spontan,” kata Gubernur membacakan amanat Menteri.

Untuk menghadapinya kata Gubernur, diperlukan sikap yang tepat dan cerdas dalam merespon tuntutan masyarakat terhadap Kemenag. Hal ini dianalogikan dengan tidak boleh lagi bekerja dengan menggunakan kacamata kuda yang minim kepedulian terhadap sekitar. Aspirasi dari berbagai arah mestilah didengar, sehingga dapat mencapai target kinerja sekaligus memenuhi harapan publik.

“Marilah kita latih kepekaan, agar lebih memahami persoalan riil di masyarakat, sehingga dapat menentukan prioritas kerja. Dalam bahasa agama, langkah ini dikenal dengan istilah ‘taqdimul aham min al-muhim,’ dahulukan yang terpenting daripada yang penting,” ujar Gubernur.

Pos terkait