PALU EKSPRES, PALU – Pada semester genap tahun ajaran 2017/2018 yang dimulai pada awal bulan ini, SMA Negeri 4 Kota Palu memulakan pelaksanaan lima hari sekolah atau Five Days School (FDS). Menurut Kepala SMAN 4 Kota Palu, Syam Zaini, perubahan sistem tersebut telah mendapat dukungan penuh dari seluruh guru di SMAN 4 Palu.
Pelaksanaan perubahan sistem tersebut kata Syam Zaini, sebelumnya telah melalui pembahasan berulang, antara seluruh stakeholder di SMAN 4 Palu. Hal ini dilakukan, untuk mematangkan persiapan dalam pelaksanaan FDS.
“Ini dirembukkan bersama dengan para guru selama dua kali. Rapat pertama masih sebatas wacana, belum kita putuskan, pada rapat kedua secara bulat para guru mendukung dan bersedia menjalankan lima hari sekolah,” terang Syam Zaini, di ruang kerjanya, Jumat 12 Januari 2017.
Selain para guru, Sekretaris PGRI Sulteng tersebut juga mengakui, para orang tua siswa turut mendukung kebijakan perubahan tersebut. “Para orang tua pada saat pembagian rapor diundang ke sekolah, mereka juga menyatakan siap mendukung,” imbuhnya.
Ia menyebutkan, dengan diterapkannya sistem lima hari sekolah, maka jam pulang para siswa SMAN 4 Palu setiap hari Selasa hingga Jumat pulang menjadi pukul 15.15 WITA. Sedangkan khusus untuk hari Senin, para siswa dipulangkan pukul 16.00 WITA. Setiap hati sebelum pulang, para siswa yang beragama Islam diwajibkan untuk salat ashar berjamaah di Masjid sekolah.
Syam Zaini mengakui, terdapat beberapa hal yang mesti dipenuhi terkait perubahan sistem ini, utamanya terkait sarana pendukung kegiatan siswa selama di sekolah. Yang cukup berpotensi mengalami kendala kata Syam Zaini, adalah berkaitan dengan ketersediaan air untuk digunakan para siswa berwudhu serta kegiatan lainnya.
“Ini harus kita siasati, sementara air tanah yang ada mudah didapat, tetapi kualitasnya di bawah PDAM, agak berwarna dan berbau. Tetapi kita sampaikan ke teman-teman, ini bisa ditolerir karena bukan untuk masak dan mandi, hanya untuk kebutuhan wudhu para siswa, itupun hanya dalam keadaan emergency jika air PDAM tidak mengalir lancar. Kemudian kita perbanyak keran di halaman-halaman agar para siswa tidak terlalu lama mengantre untuk wudhu,” tuturnya.