PR Pemerintah, Daya Beli Petani di Sulteng Terpuruk

  • Whatsapp

PALU EKSPRES, PALU – Pendapatan petani di Provinsi Sulawesi Tengah, secara umum masih lebih rendah dibandingkan biaya yang harus mereka keluarkan untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Kondisi tersebut menyebabkan daya beli petani di Provinsi Sulteng mengalami penurunan.

BPS Sulteng menyebutkan Nilai Tukar Petani (NTP) di Sulteng selama Januari 2018 sebesar 95,50 persen, turun 0,53 persen dibandingkan NTP bulan Desember 2017 silam. Kepala BPS Sulteng Faisal Anwar mengemukakan penurunan daya beli petani di Provinsi Sulteng terjadi di seluruh subsektor.

Bacaan Lainnya

Menurutnya, dari hasil pemantauan harga penjualan komoditas hasil pertanian di tingkat produsen, biaya produksi, dan konsumsi rumahtangga terhadap barang/jasa di wilayah perdesaan selama Januari 2018, menunjukkan bahwa NTP Provinsi Sulawesi Tengah turun sebesar 0,53 persen, yakni dari 96,01 pada Desember menjadi 95,50 pada Januari 2018. Hal ini disebabkan oleh indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 0,37 persen sementara indeks harga yang dibayarkan petani mengalami kenaikan lebih tinggi sebesar 0,90 persen.

“Ini jadi momok tersendiri soal ini (NTP), sebab semakin tinggi NTP secara relatif semakin kuat tingkat kemampuan atau daya beli petani,” kata Faisal Anwar mengawali paparannya pada press rilis BPS di kantor BPS Sulteng, Kamis (1/2).

Kepala Bidang Statistik Distribusi Wahyu Yulianto menambahkan, daya beli petani subsektor perikanan selama bulan Januari 2018 merupakan subsektor yang mengalami penurunan indeks tertinggi, yaitu sebesar 1,38 persen.

Penurunan tersebut dari 109,71 pada Desember 2017 menjadi 108,20 pada Januari 2018. Kondisi ini disebabkan oleh penurunan indeks harga diterima petani (It) sebesar 0,74 persen, sementara indeks harga yang dibayarkan (Ib) pada bulan Januari mengalami kenaikan sebesar 0,65 persen. Penurunan It disebabkan oleh turunnya indeks harga subkelompok perikanan tangkap sebesar 1,18 persen.

“Pada kelompok perikanan tangkap (NTN), terjadi penurunan nilai tukar petani sebesar 1,83 persen, yakni dari 118,69 pada Desember menjadi 116,52 pada Januari 2018,” ujar Wahyu.

Pos terkait