PR Pemerintah, Daya Beli Petani di Sulteng Terpuruk

  • Whatsapp

Berbeda dengan kelompok perikanan tangkap katanya, pada kelompok perikanan budidaya (NTPi), terjadi kenaikan indeks nilai tukar sebesar 0,22 persen, yakni dari 86,14 pada Desember menjadi 86,33 pada Januari 2018. Hal ini dipengaruhi oleh kenaikan It sebesar 0,85 persen yang lebih tinggi dari kenaikan Ib sebesar 0,62 persen.

Kenaikan It disebabkan oleh naiknya indeks harga pada subkelompok budidaya air tawar (1,24 persen), budidaya air laut (0,66 persen), dan budidaya air payau (1,22 persen).
“Secara keseluruhan, Ib subsektor perikanan naik sebesar 0,65 persen yang berasal dari naiknya indeks harga konsumsi rumahtangga dan biaya produksi masing- masing sebesar 0,87 persen dan 0,19 persen,” paparnya.

Bacaan Lainnya

Subsektor yang mengalami penurunan indeks terbesar ke dua, terjadi di subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR), yakni 0,68 persen. Nilai NTPR yang semula 83,99 pada bulan Desember 2017 berubah menjadi 83,43 pada Januari 2018. Penurunan ini disebabkan oleh kenaikan It sebesar 0,34 persen lebih rendah dari kenaikan Ib sebesar 1,03 persen.

It berubah dari 108,75 pada Desember menjadi 109,12 pada Januari 2018.
Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) menempati urutan ketiga penurunan indeks daya beli petani sebesar 0,56 persen, yakni dari 90,69 pada Desember 2017 menjadi 90,19 pada Januari 2018.

Penurunan NTPP disebabkan oleh naiknya indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0,47 persen, lebih rendah dari kenaikan indeks yang dibayar petani (Ib) tanaman pangan yang mengalami kenaikan sebesar 1,03 persen. Kenaikan It pada Bulan Januari dipengaruhi oleh naiknya indeks harga pada subkelompok padi sebesar 0,81 persen.

Selanjutnya, Subsektor peternakan mengalami penurunan daya beli peternak sebesar 0,26 persen, yakni dari 108,41 pada Desember menjadi 108,13 pada Januari 2018. Kondisi ini disebabkan oleh kenaikan It sebesar 0,24 persen sementara Ib pada bulan Januari naik sebesar 0,50 persen.

Subsektor Hortikultura (NTPH) yang mengalmi penurunan indeks terendah daya beli petani selama bulan Januari 2017, yakni sebesar 0,10 persen, atau berubah dari 112,00 pada Desember 2017 menjadi 111,88 pada Januari 2018. Penurunan tersebut disebabkan oleh naiknya It sebesar 0,85 persen, lebih rendah dari kenaikan Ib sebesar 0,95 persen.

Penurunan indeks harga yang diterima petani tambahnya, dipengaruhi oleh turunnya indeks harga pada subkelompok sayur-sayuran dan tanaman obat masing-masing sebesar 0,07 persen dan 1,01 persen. Sementara kenaikan Ib disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumahtangga dan biaya produksi masing-masing sebesar 1,14 persen dan 0,28 persen.

(fit/Palu Ekspres)

Pos terkait