PALU EKSPRES, PALU – Sedikitnya tujuh proyek pengembangan Migas di Sulteng akan dikembangkan pada 2018 ini.
Hal tersebut disampaikan oleh Roy Widiartha, Manager Senior Operasi SKK Migas Kalimantan dan Sulawesi saat audiensi dengan Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola, Kamis (15/2) di Palu.
Roy bersama Manajer JOB Pertamina Medco, M. Ferry Bagdja, Field Manager Dongi Matindok PT. Pertamina EP Munir Yunus. Kedatangan mereka bermaksud menyampaikan Proyek Pengembangan Produksi Minyak dan Gas di Sulawesi Tengah.
Pada kesempatan itu, gubernur didampingi Asisten Perekonomian dan Pembangunan. Staf Ahli Gubernur Bidang Perekonomian, Kepada Badan Pendapatan Daerah, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan serta Sekretaris Dinas ESDM.
Roy menyampaikan bahwa produksi minyak dan gas pada tahun 2017 jauh lebih baik dari tahun sebelumnya. Sulawesi Tengah merupakan daerah produksi gas terbesar ke 5 di Indonesia.
“Pada tahun 2018 di wilayah Sulawesi Tengah, akan dilakukan 7 proyek pengembangan baik melalui JOB Pertamina Medco E & P Tomori dan Pertamina EP,” kata Roy.
Sementara Ferry Bagja Selaku Sr. Busisness Support Manager JOB Pertamina Medco E&P Tomori Sulawesi, menyampaikan bahwa dengan perbaikan harga minyak dunia dan berdasarkan analisa bisnis, direncanakan reaktifitas Tiaka kembali. Blok Tiaka akan dioperasikan kembali.
Fiel Manager Dongi Matindok PT Pertamina EP, Munir Yunus juga menyampaikan bahwa saat ini produksi Dongi Matindok sudah full produksi untuk eksport. Namun untuk kebutuhan lokal, dalam hal ini untuk PLN belum diproduksi sebab PLN belum memanfaatkan sebesar 20% produksi dan rencana pengembangan pembangunan untuk produksi 150 juta.
Roy berharap dukungan gubernur dalam hal proses koordinasi guna kelancaran proses kegiatan pelaksanaan sosialisasi kegiatan hulu migas pada tingkat provinsi.
Menanggapi hal itu, Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola menyampaikan bahwa terkait dukungan Pemerintah Propinsi Sulawesi Tengah terhadap pelaksanaan Pengembangan Operasional sudah ditindaklanjuti dan direspon.
Gubernur telah menyurati Bupati area produksi seperti Banggai dan Morowali, supaya mendukung kegaiatan pengembangan produksi berupa sosialisasi dan pembebasan lokasi.