Lomba Cerita Rakyat Wujud Pendidikan Karakter

  • Whatsapp

PALU EKSPRES, PALU – Wali Kota Palu Hidayat menyatakan salahsatu strategi mewujudkan pendidikan karakter bagi anak adalah dengan cara menggelar lomba cerita rakyat berlatar kebudayaan.

Pendidikan karakter menurutnya tawaran kongkrit dari antisipasi atas rencana jangka panjang Indonesia unggul pada dekade mendatang.

Bacaan Lainnya

Demikian wali kota melalui Asisten III Pemkot Palu, Muchlis Umar membuka lomba cerita rakyat berlatar budaya di Sulteng tingkat sekolah dasar, Selasa 27 Februari 2018 di kantor dinas kearsipan Palu.

Melalui kegiatan demikian, anak didik di Kota Palu jelasnya kelak tidak hanya sekedar menjadi pengikut atau penciplak model pendidikan barat semata. Melainkan dapat melahirkan profil manusia Kota Palu yang diharap menjadi kebanggaan bangsa.

“Sehingga nantinya generasi kita dapat berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah dalam pergaulan yang egaliter,”kata Muchlis.

Kegiatan lomba cerita rakyat menurutnya dapat menjadi forum pengembangan prestasi. Sebab lomba itu dapat meningkatkan kemampuan anak mengapresiasi cerita rakyat berlatar budaya Indonesia khususnya budaya yang ada di Sulteng.

Menurutnya saat ini mayoritas anak lebih suka menyaksikan audio visual daripada membaca. Lomba demikian ujarnya diharap mendorong kembali beralih untuk gemar membaca buku.Karena terbiasa membaca secara berulang sebuah cerita dengan benar. Hingga akhirnya memahami makna dari cerita yang ia bacakan.

Lomba cerita rakyat lanjut dia juga merupakan metode dan media komunikasi pembelajaran ampuh untuk menanam dan menumbuhkan kepribadian anak sejak dini.

“Karena secara naluriah setiap anak menyenangi cerita.Semakin berkembang kemampuan anak maka semakin menuntut keingintahuan akan banyak hal dengan cara diceritakan,”tandasnya.

Lomba demikian pun lanjut Muchlis secara langsung menjadi sarana untuk membudayakan kembali kegemaran membaca bagi pelajar.

“Serta ajang menggali bakat dan potensi menuangkan imajinasi dalam bentuk cerita berbahasa Indonesia. Termasuk menambah pengetahuan dan kecintaan terhadap cerita rakyat di Sulteng,”demikian Muchlis.

Muchlis mengatakan sesuai undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, menjelaskan bahwa visi pendidikan untuk mewujudkan sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa. Untuk memberdayakan warga negara agar menjadi manusia berkualitas.

Pos terkait