Selebrasi HUT ke 54 Provinsi Sulteng, dari ”Milik” Elit Menjadi Pesta Rakyat

  • Whatsapp

Tahun ini upaya melibatkan warga secara emosional tampaknya cukup berhasil. Sebelum-sebelumnya, perayaan HUT yang dipusatkan di halaman kantor Gubernur Sulteng di Jalan Samratulangi No 101 – Palu, selalu ditandai dengan upacara yang dipimpin Gubernur sebagai inspektur upacara, diikuti unsur Forkompida, pejabat pemprov, politisi di dewan dan pimpinan parpol, Ormas/OKP serta pimpinan BUMD/BUMN di daerah ini.

Jika ada hajatan seperti lomba, itupun hanya diikuti para pegawai di lingkungan Pemprov Sulteng. Untuk mengesankan sebagai pesta rakyat, Pemprov biasa menggelar malam ramah tamah yang mengundang sejumlah elemen masyarakat. Di forum ini biasa diberikan penghargaan kepada tokoh daerah yang mendapat prestasi tertentu. Mereka biasanya datang dari berbagai daerah di Sulteng.

Bacaan Lainnya

Panitia juga menggenapi HUT dengan Sulteng Expo sebagai ajang unjuk gigi para pelaku IKM. Sekalipun demikian suasana garing masih kerap terasa. Upacara yang hanya diikuti pejabat utama, kemudian lomba dengan peserta yang monoton – membuat hajatan tahunan yang jatuh setiap 13 April terasa berjalan tanpa greget.

Diskusi publik yang mengeritik perayaan garing bahkan sudah disuarakan beberapa tahun silam oleh berbagai kalangan.

****
Tahun ini Pemprov akhirnya mampu menghadirkan suasana pesta rakyat dengan menyertakan keterlibatan publik secara luas. Secara emosional mungkin belum menyamai suasana kebatinan pesta HUT Proklamasi RI. Namun melihat upaya pemerintah yang mengemas pesta bernuansa rakyat, upaya itu mulai kelihatan hasilnya.

Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Gubernur Sulteng Longki Djanggola, saat melepas peserta lari 21 K kemarin. Saat melepas half marathon yang diikuti 300 pelari dari luar negeri, pelari nasional dan komunitas lari lokal itu, Longki mengatakan, inilah pesta rakyat yang harus dinikmati warga dari segala lapisan.

Karena lomba ini dikemas dalam suasana pesta rakyat, ia meminta peserta lomba tidak mengabaikan nilai-nilai sportivitas yang menjadi prinsip dasar dalam olahraga. ”Mari kita nikmati kegembiraan ini namun tidak mengabaikan nilai-nilai sportivitas yang menjadi jangkar dari olahraga,” pinta Longki sambil mengibarkan bendera merah putih melepas ratusan peserta yang di dalamnya ada pelari Kenya, Thailand, Malayisa dan Nairobi.

Total pelari yang hadir 1.500 orang. Menurut Ketua Panitia CCM 2018, Syaifullah Djafar jumlah ini melebihi espektasi panitia karena pendaftarnya nyaris 2000-an. Melihat animo yang tinggi dari masyaraat, HUT ke 55 tahun depan, even CCM kembali digelar dengan pelibatan pelari internasional dan nasional serta lokal akan terus ditambah.

****
Even CCM 2018 hanya salah satu dari rangkaian HUT ke 53 Provinsi Sulteng. Di Sirkuit Panggona eks MTQ di Bukit Jabal Nur, sedang berlangsung Sulteng Expo 2018. Ratusan pelaku industri kecil membuka lapak di sana. Di ajang ini, pemerintah menargetkan transaksi di atas Rp10 miliar seperti realisasi transaksi tahun lalu. Untuk merangsang warga ke Sulteng Expo, panitia menghadirkan artis-artis ibukota.

Panitia Dianggap Tidak Konsekwen

Pos terkait