PALU EKSPRES, PALU – Posisi perempuan dalam pembangunan bangsa saat ini dinilai tidak dapat dipandang sebelah mata lagi. Hal ini menurut tokoh perempuan Sulteng, Hj. Nurmawati Dewi Bantilan, karena di berbagai bidang, perempuan telah memainkan peranan penting.
Menurut Nurmawati saat menjadi Pembicara Kunci pada Dialog Peringatan Hari Kartini dan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2018, yang digelar oleh Dharma Wanita Persatuan (DWP) Universitas Tadulako (Untad), di Media Center Untad, Kamis 3 Mei 2018, secara normatif perempuan saat ini telah diberi hak dan kesempatan untuk mengembangkan potensinya, sebagaimana ia menjadi bagian dari masyarakat yang juga punya kewajiban, untuk mengabdi dan berkontribusi dalam pembangunan bangsa.
“Dalam pelaksanaannya pun kita melihat di berbagai tempat dan kondisi, perempuan telah memperoleh hak dan kesempatan tersebut,” kata Nurmawati.
Meski begitu, pandangan lama yang memarjinalkan kaum perempuan, menurut Anggota DPD RI perwakilan Sulteng ini, masih ada berkembang di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Yakni pandangan tentang perempuan yang hanya memiliki hak berkiprah di wilayah domestik terbatas, sedangkan wilayah publik dinilai bukan menjadi hak dan kemampuan kaum perempuan.
Olehnya, kata Nurmawati, saat ini yang diperlukan oleh para perempuan Indonesia adalah proses perubahan pandangan yang bersifat menyeluruh oleh masyarakat. Perubahan tersebut, adalah pandangan yang melihat kaum perempuan sebagai manusia yang juga memiliki hal dan kesempatan yang sama.
“Segala bentuk diskriminasi yang membatasi ruang gerak perempuan, hendaknya dihapuskan dn digantikan dengan pandangan yang memperluas ruang gerak kaum perempuan,” tegasnya.
Peran strategis perempuan dalam pembangunan bangsa, menurut Nurmawati, di antaranya adalah keterlibatan dalam merancang pembangunan, yang digerakkan oleh suatu tata kelola yang baik dan adil gender, kemudian peran dalam proses politik, serta peran dalam proses sosial ekonomi dan produksi.
“Para kaum perempuan sudah saatnya memanfaatkan ruang yang telah terbuka dengan sebaik-baiknya. Beberapa kebijakan yang mulai memperlihatkan suatu kesadaran tentang kesetaraan dan keadilan gender, tentu perlu diperluas. Pada gilirannya, arah dan seluruh gerak Negara akan berorientasi pada usaha membangun tata kehidupan yang setara dan berkeadilan,” tandasnya.