Film Sebagai Media Edukasi Belum Sesuai Harapan

  • Whatsapp

PALU EKSPRES, PALU – Di tengah kemajuan teknologi saat ini, keberadaan film selain sebagai sarana hiburan, juga dipandang dapat menjadi sarana edukasi efektif bagi masyarakat. Namun, menurut Ketua Komisi III Lembaga Sensor Film (LSF), Dr. Mukhlis Paeni, saat ini fungsi tersebut belum berjalan seperti yang diharapkan.

Hal tersebut menurutnya, karena saat ini pembuatan film masih berorientasi pada bisnis. Sehingga, tidak banyak orang yang mau membuat film untuk kepentingan idealisme. “Belum berjalan memadai seperti apa yang diharapkan. Tidak banyak orang yang mau membuat film untuk kepentingan idealisme, karena film itu kan perlu modal,” kata Mukhlis, usai mengisi dialog di Theater Room Universitas Tadulako, Senin 14 Mei 2018.

Bacaan Lainnya

Menurutnya, idealnya film sebagai media edukasi tidak beda jauh dengan buku-buku teks. Jika dalam perkembangannya didapatkan data-data baru, maka akan terbit buku-buku baru.

“Film juga harus begitu, ketika ditemukan suatu data yang baru, maka harus ada film yang baru, revisi dari film sebelumnya,” jelasnya. Ia menerangkan, untuk dapat mendorong produksi film-film yang berorientasi pada idealisme yang bernilai edukasi, maka dibutuhkan peran aktif dari pemerintah. Peran tersebut, salah satunya dengan cara menanggung biaya produksi film tersebut.

“Di Indonesia pernah ada film yang dibiayai oleh Negara, contohnya seperti film G30S. Nah, ini yang mesti didorong,” pungkasnya.

(abr/Palu Ekspres)

Pos terkait