PALU EKSPRES, PALU – Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) menggelar safari Ramadan 1439 H/2018 M, dengan berkunjung ke Masjid Agung Darussalam Palu, Jumat 18 Mei 2018. Pada kesempatan tersebut, usai salat Jumat berjamaah KNRP menggelar tabligh akbar, dengan menghadirkan pembicara seorang Syeikh asal Palestina, yakni Syeikh Marwan Ata Mustafa Al-Malhi.
Syeikh Marwan menyebutkan bahwa bangsa Indonesia sudah dianggap sebagai saudara kandung oleh bagsa Palestina. Olehnya, ia mengajak mengajak kepada seluruh umat Islam, khususnya umat Islam di Kota Palu, untuk turut serta membantu perjuangan bangsa Palestina, dalam membebaskan Masjid Al-Aqsa dari penjajahan Zionis Israel.
Ia menekankan, Masjid Al-Aqsa bukan hanya sekadar tanah dan gambaran Masjid, yang menjadi milik dan tanggung jawab bangsa Palestina saja. Tetapi, juga menjadi tanggung jawab, kehormatan, dan bagian dari akidah seluruh umat Islam.
“Kita bangga dengan Indonesia, dengan mayoritas umat Muslimnya, kita menganggap Indonesia adalah saudara kandung kami di Palestina. Al-Aqsa adalah kiblat pertama dari umat Islam, dan salah satu dari tiga Masjid yang oleh Rasulullah sunnahkan agar kita menyiapkan untuk berziarah ke sana. Masjid Al-Aqsa juga adalah tempat Rasulullah SAW melakukan Isra dan Mi’raj, di mana pada saat itu Allah SWT mewajibkan salat lima waktu kepada kita,” kata Syeikh Marwan, yang didampingi seorang penerjemah.
Selain itu, ia juga mengemukakan sabda Rasulullah SAW, terkait Al-Aqsa sebagai salah satu di antara tiga Masjid yang memiliki keutamaan, selain Masjid Al-Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Keutamaan-keutamaan oleh Rasulullah tersebut, lanjutnya, menjadi sebuah penekanan agar umat Islam di dunia memiliki ikatan batin dengan Masjid Al-Aqsa, dan selalu berpikir bagaimana perjuangan untuk membebaskan Al-Aqsa.
Ia menegaskan, bahwa bangsa Palestina tidak akan pernah menyerah dalam membebaskan Al-Aqsa, meskipun telah terjajah puluhan tahun lamanya, serta menelan korban hingga ribuan orang. Disebutkannya, rakyat Palestina yang jumlahnya sekitar 6 juta jiwa rela berkorban apapun, bahkan sampai mereka disiksa dan dihina dalam penjara-penjara Zionis.