Meramadankan Kehidupan

  • Whatsapp

Ibadah ramadan yang dilaksanakan selama satu bulan penuh, siang hari berpuasa, malam hari melaksanakan ibadah sholat tarawih, tadarus dan berbagai Ibadah lainnya, sesungguhnya mengajarkan kepada kita setiap nafas kehidupan kita ini adalah ibadah kepada Tuhan.

Dalam ibadah puasa, umat islam tetap bisa mengerjakan aktivitas kesehariannya, tanpa menganggu dan membatalkan puasanya, hubungan kemanusiaan juga tetap bisa berjalan dalam kondisi tetap beribadah puasa, ini menandaskan Tuhan hadir bersama hamba-Nya dimana pun dan dalam aktivitas apapun.

Bacaan Lainnya

Meramadankan kehidupan sama artinya “menghadirkan” Tuhan dalam kehidupan kita. Ramadan akan kehilangan makna ketika sedang berpuasa tetapi melakukan kegiatan-kegiatan yang mengurangi pahala puasa. Saat berpuasa tetapi mengumpat,melakukan ujaran kebencian, menegasikan orang lain, maka hilang makna puasanya, hilang kesucian Ramadan, karena Allah yang maha suci tentu tidak akan bersama dengan hambanya yang ucapan dan tindakannya yang kotor.

Berat memang untuk menjalankan Ibadah puasa Ramadan, tidak hanya fisik, tetapi batin juga ikut berpuasa, karena beratnya Nabi Muhammad mensinyalir banyak orang yang berpuasa hanya mendapatkan lapar dan haus belaka.

Umat Islam yang berhasil meramadankan kehidupannya merasa bahwa kehidupannya mulia, mendapatkan bimbingan dari Allah SWT, sehingga ketika bertindak dan berpikir dalam koridor kebaikan agama dan kemanusiaan, orang yang sedang berpuasa tidak berani melakukan tindakan – tindakan yang bisa merusak makna puasanya walaupun itu tidak membatalkan puasa.

Inilah salah satu makna ibadah puasa yang penting dalam konteks kehidupan kita berbangsa dan bernegara saat ini. Puasa ingin mengajarkan bahwa kehidupan akan damai dan tenang jika kita bisa meramadankan kehidupan.

DERAJAT TAKWA

Ketika umat sedang berpuasa di siang hari dilanjut malamnya bermunajat kepada Tuhan dengan khusuk tujuannya adalah untuk mendapatkan derajat takwa, suatu derajat tertinggi manusia di hadapan sang Pencipta.

Ketakwaan yang didapatkan tentu tidak berada di menara gading yang hanya soleh secara pribadi belaka, tetapi takwa yang diperoleh dari proses berpuasa adalah ketakwaan yang mengakar ke bumi, yang terlihat jelas dalam kehidupan kesahariannya sebagaimana Ibadah puasa yang dilaksanakan juga dalam aktivitas keseharian.

Pos terkait