Palu Bisa Jadi Pusat Laboratorium Seni Budaya

  • Whatsapp

PALU EKSPRES, PALU – Potensi parwiisata di Kota Palu dinilai memiliki potensi luar biasa besar untuk dikembangkan, karena memiliki kekayaan yang besar utamanya dari segi keindahan alam dan tradisi budayanya.

Hal ini menurut Budayawan dan Profesor Musik dari Simon Fraser University, Vancouver, Kanada, Sutrisno, Ph.D. jika dikelola dengan sistem yang baik, maka Palu dapat menyejajarkan diri dengan beberapa destinasi lainnya di dunia.

Bacaan Lainnya

“Potensi yang ada di Palu menurut saya luar biasa, tinggal memoles sedikit baik dari sisi artistik, edukasi dan pariwisata. Kalau sistemnya sudah jadi, saya yakin tidak kalah dengan Hawaii, Shanghai, bahkan Vancouver yang menjadi ikon di Amerika Utara dan pilihan UNESCO sebagai the best city to live selama lebih dari dua dekade. Apalagi kekuatan adat yang ada di Palu tidak dimiliki oleh beberapa Negara lain, bagi saya itu kekayaan luar biasa yang harus dijaga,” tutur Sutrisno, saat ditemui usai menghadiri salah satu kegiatan Dinas Pendidikan Kota Palu, Senin 28 Mei 2018 malam.

Menurut pria asal Yogyakarta ini, salah satu hal yang menarik untuk dikembangkan di Kota Palu, adalah seni musik tradisionalnya.

Ia menyebutkan, alat musik khas Kaili yakni lalove dan gimba, memiliki ciri khas dan unsur eksotisme tersendiri, yang disebutnya sebagai mutiara terpendam.

“Dalam hal ini musik daerah khususnya di Palu belum banyak dikenal di luar, semacam ada unsur eksotisme tersendiri, yang dianggap sebagai mutiara terpendam, kalau diekspos secara benar dan baik akan bisa mendatangkan rangsangan yang lebih mengglobal,” jelasnya.

Olehnya, ia merasa sangat penting langkah yang diambil oleh Pemerintah Kota Palu, untuk mengenalkan seni musik tradisi Kaili ke luar negeri. Beberapa waktu lalu, Pemkot mengutus salah seorang seniman asal Kota Palu, Smit Ilyas Abdul Hamid, ke Kanada untuk berkolaborasi bersama para mahasiswa seni musik serta komunitas setempat, untuk mengenalkan alat seni musik tradisi Kaili, khususnya lalove dan gimba.

Hal ini kata Sutrisno, merupakan bagian dari pengembangan interdisciplinary study dan proses kolaborasi antara unsur lokal dan global, yang diharapkan dapat menguntungkan dan diterima oleh semua pihak, baik dari sisi musisi, musikal, sosial, serta edukasional.

Pos terkait