Palu Bisa Jadi Pusat Laboratorium Seni Budaya

  • Whatsapp

Sutrisno yang pernah mengenyam pendidikan di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, juga bercerita, ia pernah mementaskan lalove di kelas yang diajarnya di Simon Fraser University.

Ternyata, dari pementasannya tersebut, para mahasiswa setempat lalu menganalisa bahwa kekuatan bambu dengan nadanya yang keluar dari lalove tersebut, merupakan unsur kekuatan yang luar biasa.

Bacaan Lainnya

“Begitu juga dengan penggunaan drum, yang jika diistilahkan di Jawa ada gamelan, di Palu ada gimba, di Afrika ada djembe dan lain-lain, itu tampuk kekuasaan musikal ada di situ. Yang lebih menarik, kalau drum digabung dengan lalove atau alat musik lain, menimbulkan semacam terapi atau digunakan untuk penyembuhan, itu luar biasa dari sisi keilmuan dan itu perlu diteliti,” ujarnya.

Hal inilah yang menurutnya, menjadikan Kota Palu layak disebut sebagai pusat laboratorium seni budaya dunia.

“Kenapa dibilang layak, karena banyak hal yang belum terungkap, dan memang banyak sekali yang bisa diungkap. Itu merupakan sumbangsih luar biasa untuk pendidikan dunia,” tegasnya.

Sutrisno yang juga sebagai Konsultan Indonesian Performing Arts and Culture, hadir di Palu menghadiri undangan Wali Kota Palu, sebagai bagian dari persiapan Festival Palu Perkusi yang akan diadakan pada bulan Agustus 2018 mendatang.

Sutrisno sebelumnya telah memperkenalkan seni musik tradisi Palu, di Simon Fraser University dan beberapa komunitas seni dan sekolah privat seni di Vancouver, Kanada. Bersama Smit Ilyas Abdul Hamid, mereka telah membuat rekaman studio salah satu musik tradisi asal Palu, yang nantinya akan disebar ke seluruh dunia.

“Alhamdulillah berkat doa dari semua pihak, Insyaallah salah satu musik dari Palu bakal diterima di seluruh dunia. Rekamannya sudah jadi tinggal menunggu rilisnya.

Ia juga mengaku, pada bulan Agustus nanti berencana akan membawa beberapa mahasiswa perwakilan dari Universitas dan juga komunitas di Kanada, untuk mengembangkan proses pembelajaran seni, khususnya perkusi.

“Nanti akan kita padu dengan musik asal Palu seperti lalove dan gimba,” pungkasnya.

(abr/Palu Ekspres)

Pos terkait