PALU EKSPRES, LOMBOK Setelah dilakukan pencocokan data terkait jumlah pengunjung atau pendaki yang keluar dari Kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) pasca gempa bumi 6,4 Skala Richter, jumlah keseluruhan pengunjung yang berhasil dievakuasi sebanyak 1.226 orang.
Di mana, terdapat sebanyak 696 orang warga negara asing dan 530 orang warga negara Indonesia selama Ahad (29/7/2018) hingga Selasa (31/7/2018). Selain itu, satu jenazah pendaki asal Makassar atas nama M. Ainul Taslim juga berhasil dievakuasi oleh Tim Evakuasi Gabungan.
“Semua telah keluar dari kawasan TNGR. Gelombang evakuasi dilakukan selama tiga hari. Pada Senin (30/7/2018) sebanyak 543 orang pengunjung yaitu 189 orang WNA dan 354 orang WNI dievakuasi Tim Evakuasi Gabungan. Semua menggunakan jalur darat,” ujar Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho kepada wartwan, Rabu (1/8/2018).
Pada Selasa (31/7/2018) dievakuasi 14 WNI dan satu jenazah pendaki yang diduga meninggal dunia akibat tertimpa material longsoran bebatuan ketika beranjak dari Danau Segara Anak saat gempa bumi terjadi.
Sebanyak 244 orang Tim SAR Gabungan dari Basarnas, BTNGR, TNI, Polri, Dalmas, Mapala, tenaga medis, SAR Unit, dan relawan telah mengevakuasi semua pengunjung dari kawasan TNGR. Laporan BTNGR, saat ini kawasan TNGR telah kosong dari pengunjung.
“Artinya sudah tidak pengunjung yang berada di kawasan TNGR. Semua pengunjung dari mancanegara telah dievakuasi dengan selamat,” kata Sutopo.
Hingga saat ini, kawasan TNGR masih dinyatakan ditutup untuk pendakian dan wisata. PVMBG bersama BTNGR akan melakukan pemantauan terkait ancaman longsor di jalur pendakian Sembalun dan Senaru. Adanya gempa susulan yang masih berlangsung dikhawatirkan juga dapat memicu longsor.
“Sudah terjadi 346 kali gempa susulan hingga Selasa (31/7/2018) pukul 10.00 WIB. Intensitas gempa makin mengecil. Oleh karena itu, kawasan TNGR masih ditutup hingga waktu yang belum ditentukan,” demikian Sutopo.
(wah/RMOl.co.id)