Selama Juli 2018, Tarif Ponsel Penyumbang Terbesar Inflasi Kota Palu

  • Whatsapp
00-KAKI

PALU EKSPRES, PALU– Komoditas utama penyumbang inflasi kota Palu selama Januari hingga Juni 2018, didominasi oleh ikan air laut. Namun pada bulan Juli 2018 dimana inflasi Kota Palu sebesar 0,20 persen, tarif pulsa ponsel memiliki andil terbesar untuk inflasi di Kota Kaledo ini.
Kepala Statistik Distribusi BPS Sulteng G.A Nasser mengungkapkan, komoditas utama yang memiliki andil terbesar terhadap inflasi di Kota Palu adalah tarif pulsa ponsel, yakni sebesar 0,22 persen. Disusul cabai rawit 0,09 persen, ayam hidup 0,08 persen, dan daging ayam ras 0,08 persen. Selain itu, tomat buah 0,06 persen, kangkung 0,06 persen. “Masih ada komoditas utama lainnya dalam 10 kelompok komoditas utama yang memiliki andil terhadap inflasi tapi angkanya di bawah 0,05 persen, termasuk rokok filter,” kata Nasser saat pemaparan rilis BPS Sulteng, Rabu (1/8/2018) di kantor BPS Sulteng.
Nasser mengungkapkan kenaikan tarif pulsa data pada penggunaan ponsel sebesar 26,57 persen menjadi pemicu inflasi. Kenaikan tarif ini hampir merata ke semua provider. Menariknya, komoditas ikan laut dan ikan air tawar yang selama menjadi penyumbang terbesar inflasi di Kota Palu, kali ini malah
memiliki andil negatif. Misalnya, ikan mujair sebesar 0,09 persen, ikan layang 0,04 persen, ikan ekor kuning 0,02 persen, ikan teri 0,02 persen, ikan cakalang 0,01 persen, dan ikan bandeng 0,01 persen. “Ini kemungkinan dampak dari Surat Edaran Gubernur Sulteng yang menganjurkan bagi para nelayan megutamakan menjual hasil tangkapannya untuk wilayah Sulteng sebelum menjual ke luar wilayah lainnya,” ujar Nasser.
Kenaikan harga beras juga menjadi penyumbang inflasi walau angkanya sangat kecil. Olehnya, kata Nasser, ini harus menjadi perhatian bagi pemerintah daerah untuk segera mengambil langkah antisipatif agar tidak terjadi lonjakan harga pada bulan berikutnya.
Begitupula cabe rawit juga mengalami kenaikan dan tahun ini kenaikannya yang terbesar dibanding tahun tahun sebelumnya. Secara umum tambahnya, inflasi Kota Palu sebesar 0,20 persen dipengaruhi oleh naiknya indeks harga pada beberapa kelompok pengeluaran. Misalnya, kelompok bahan makanan (1,22 persen), makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (0,69 persen), kesehatan (0,21 persen), sandang (0,12 persen), serta pendidikan, rekreasi dan olahraga (0,09 persen). Sedangkan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan serta kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar mengalami penurunan indeks harga masing-masing sebesar 1,21 persen dan 0,05 persen
Pada bulan yang sama, inflasi year on year Kota Palu mencapai 3,77 persen. Kenaikan indeks year on year tertinggi terjadi pada kelompok bahan makanan sebesar 6,73 persen, sedangkan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga mengalami kenaikan indeks yang terendah sebesar 1,30 persen.
Inflasi Kota Palu sebesar 0,20 persen berasal dari andil kelompok pengeluaran bahan makanan (0,258 persen), makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (0,152 persen), kesehatan (0,009 persen), sandang (0,006 persen), serta pendidikan, rekreasi dan olahraga (0,005 persen). Sedangkan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan serta kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar memberikan andil negatif masing-masing sebesar
0,225 persen dan 0,012 persen. “, Laju inflasi tahun kalender bulan Juli 2018 sebesar 3,43 persen dan inflasi year on year (Juli 2018 terhadap Juli 2017) tercatat sebesar 3,77 persen. Ini tugas pemerintah daerah pada bulan bulan berikutnya untuk lebih fokus menekan angka inflasi agar inflasi di kota Palu tidak melebihi angka inflasi nasional,” imbuhnya. (fit/palu ekspres)

Pos terkait