PALU EKSPRES, MAKKAH – Pasca hujan dan badai yang melanda kota Makkah pada Ahad 19 Agustus malam, tenda-tenda jemaah calon haji asal Sulteng di Arafah disebut tidak mengalami kerusakan yang berarti. Hal ini sebagaimana disebutkan ketua kloter 5 BPN yang diisi oleh jemaah asal Kota Palu dan Kabupaten Tojo Unauna, Muh. Isnaeni, melalui pesan WhatsApp, Senin 20 Agustus 2018.
“Alhamdulillah setelah dipapar suhu panas siang di atas 40 derajat celcius, malam ini (kemarin malam-red) pukul 19.18 Waktu Arab Saudi padang Arafah diguyur hujan lebat. Mohon doanya semoga hujan ini hujan penuh berkah, Terdengar Petir menggelegar bersahutan di atas langit Arafah,” tulis Isnaeni dalam pesannya.
Ia mengungkapkan, kondisi pemondokan jemaah asal Sulteng khususnya dari kloter 5 BPN tidak mengalami kerusakan, karena konstruksi tenda yang cukup kuat menahan terpaan badai.
“Di pemondokan sempat padam lampu tadi malam. Nanti jam 10 malam baru menyala,” lanjutnya.
Terkait kondisi kesehatan jemaah, Isnaeni menyebutkan sejak Ahad malam beberapa jemaah mendapatkan perawatan dan pengobatan di tenda pemondokan.
“Rinciannya 1 orang di infus karena dehidrasi sedang, 5 orang mual dan pusing, serta 7 orang sakit kepala,” katanya lagi.
Sementara itu, kondisi yang sama juga disebutkan Pembimbing Ibadah kloter 8 BPN, H. Lutfi A. Godal. Ia menerangkan, meskipun hujan deras dan badai turun di menimpa tenda pemondokan, namun jemaah kloter 8 secara umum tidak merasa terganggu, dan melaluinya dengan zikir.
“Tidak ada tenda yang roboh, dan Alhamdulillah jemaah semua aman dan sehat. Walapun kemarin cuaca sangat panas dan tadi malam hujan debu, angin kencang dan hujan air, namun kesehatan jamaah bisa terjaga,” kata Lutfi, melalui pesan WhatsApp, Senin 20 Agustus 2018.
Puncak pelaksanaan wukuf di Arafah dilaksanakan pada Senin 20 Agustus 2018 dimulai pukul 12.00 waktu setempat. Pelaksanaan wukuf akan diisi oleh khutbah oleh tiap pembimbing ibadah, dan dilanjutkan dengan salat jamak taqdim duhur dan ashar.
(abr/palu ekspres)