PALU EKSPRES, PALU – Program vaksinasi Measles Rubella (MS) di Kota Palu tidak berjalan mulus. Hingga 27 Agustus 2018 realisasinya hanya sekitar 22 persen dari target sebesar 62 ribu anak usia 7 sampai 15 tahun. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palu, dr Royke Abraham menyebut, harusnya pada akhir Agustus ini, vaksinasi sudah terealisasi maksimal 60persen dari target.
“Jadi terdapat’Gap’ cukup besar yakni 70persen. Harusnya Agustus ini sudah rampung maksimal 80 sampai 90persen,”kata Royke kepada wartawan, Senin 27 Agustus 2018. Realisasi vaksinasi di Palu menurut dia paling rendah di Sulawesi Tengah yang rata-rata sudah terealisasi 80 sampai 90persen. Padahal Palu selama ini dianggap daerah yang selalu berhasil melaksanakan vaksinasi dengan standart operasional yang terukur. “Untuk vaksin Palu selalu mendapat penghargaan. Sayang pada vaksin MR ini kita kurang berhasil,”jelasnya. Meski begitu pihaknya papar Royke akan tetap berusaha mengejar target itu dengan memperbanyak sosialisasi. Barangkali saja kata dia, dalam empat hari kedepan target itu bisa sedikit naik.
Sejauh ini tambah Royke, vaksinasi yang telah berjalan di Kota Palu tidak berdampak. Rendahnya realisasi terjadi karena faktor kekawatiran orang tua terhadap informasi dampak negatif yang ramai di media sosial. “Pengaruh media sosial. Tapi kita memaklumi itu,”sebutnya. Sedikit banyak juga dipengaruhi terbitnya fatwa MUI tentang status kehalalan vaksin tersebut.
Siti Rahma, pejabat Dinkes Palu menambahkan, mengenai status kehalalan, vaksin MR memang dinyatakan haram. Namun sebagaimana fatwa, meski haram itu tetap dibolehkan karena dianggap sebagai keadaan mendesak.
Fatwa MUI mengenai status itu kata Siti Rahma, sudah mendapat penguatan dari pemerintah dan lembaga islam di Palu. Termasuk didukung adanya instruksi dari PB Alkhairaat.
(mdi/palu ekspres)