PALU EKSPRES, PALU – Rumah Sakit Umum (RSU) Tadulako yang berada di bawah naungan Universitas Tadulako (Untad), secara resmi telah membuka pelayanan rawat inap terhadap pasien. Hal ini ditandai dengan diresmikannya pelayanan rawat inap dan Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSU Tadulako, oleh Rektor Untad, Prof. Dr. H. Muh. Basir Cyio, Jumat 31 Agustus 2018.
Dalam sambutannya, Prof. Basir mengibaratkan peresmian tersebut sebagai momen kelahiran RSU Tadulako. Sebagaimana bayi yang baru lahir, Rektor menyebutkan suasana di rumah sakit yang terletak di dalam lingkungan kampus Untad tersebut tentu masih belum sama dengan rumah sakit lainnya di Kota Palu atau Provinsi Sulteng. Olehnya ia menekankan, RSU Tadulako membutuhkan banyak bantuan dan berbagai pihak terkait untuk terus berkembang maju.
“Ibaratkan bayi yang baru dilahirkan pasti masih berlumuran darah, darah-darah itulah yang kami mengajak mari kita sama-sama bersihkan. Insyaallah pada saat memasuki usia dua atau tiga tahun, akan mulai berjalan dan belajar untuk berlari,” kata Rektor.
Selain itu, Rektor juga menerangkan, sebagai rumah sakit yang tergolong baru, beberapa hal yang terdapat di RSU Tadulako masih dalam kondisi “sakit” dan butuh perawatan. Olehnya, Rektor memohon kepada rumah sakit lainnya untuk turut membantu proses penyempurnaan RSU Tadulako dalam pelayanan kepada masyarakat, utamanya kepada lebih dari 37 ribu mahasiswa Untad.
“Yang bisa merawat adalah sesama rumah sakit. Karena itu saya mohon kepada Direktur RS Untada, RS Anutapura, dan rumah sakit swasta yang sudah lebih dulu berkembang, jangan tinggalkan RSU Tadulako,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur RSU Tadulako, Dr. dr. Ketut Surayasa menyebutkan, sebelumnya RSU Tadulako telah membuka pelayanan rawat jalan sejak tahun 2017 lalu, dengan beberapa poli dasar seperti kebidanan, bedah, anak, penyakit dalam. Selain itu juga membuka beberapa pelayanan spesialis, yakni gizi, kulit dan kelamin, THT, mata, urologi, dan kardiologi.
“Di tahun 2018 kita ketambahan satu pelayanan poli, yakni poli paru yang ditangani langsung oleh spesialis paru. Kami juga telah melakukan MoU dengan Dinas Kesehatan Sulteng, dalam hal menjadi salah satu rujukan untuk kasus-kasus paru, khususnya kita ingin berkontribusi dalam penurunan kasus TB,” jelas dr. Ketut.
Hal ini menurutnya, sejalan dengan visi Fakultas Kedokteran Untad dan RSU Tadulako, yakni konsen pada penanggulangan penyakit tropis. dr. Ketut mengakui dalam melaksanakan operasional pelayanannya selama setahun belakangan, RSU Tadulako belum berfungsi maksimal terkait beberapa pemeriksaan penunjang. Olehnya, pihak RSU Tadulako meneken kerj asama dengan RSU Undata untuk melakukan rujukan parsial.
“Ke depan kita juga akan kerja sama dengan RS lainnya. Kita juga punya MoU dengan PMI terkait ketersediaan darah, serta dengan laboratorium swasta,” imbuhnya. Peresmian pelayanan rawat inap dan IGD di RSU Tadulako juga ditandai dengan ditandatanganinya MoU antara rumah sakit dan BPJS Kesehatan. Kerja sama tersebut ditandatangani langsung oleh Direktur RSU Tadulako bersama Kepala Cabang BPJS Kesehatan Palu, Hartati Rachim.