KUNJUNGI KJA – Guru Besar Universitas Indonesia, Prof. Rhenald Kasali, didampingi Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulteng, Hasanuddin Atjo, saat mengunjungi keramba jaring apung (KJA) budidaya bandeng, di Pelabuhan Perikanan Donggala, beberapa hari lalu. (DOK)
PALU, PE – Mahalnya harga jual daging sapi saat ini, dipandang akibat dari belum adanya subtitusi atau sumber protein lain sebagai penggantinya di tengah masyarakat. Maka dari itu, kenaikan harga daging di pasaran, selalu menjadi perhatian serius pemerintah.
“Maka dari itu, perlu ada sumber protein selain daging. Jika seperti ini, maka saya yakin, harga daging tidak lagi menjadi sumber masalah,” kata Rhenald Kasali, guru besar Universitas Indonesia, yang juga pendiri Yayasan Rumah Perubahan, saat memberikan pemaparan motivasi pada kegiatan Bimtek peningkatan Kapasitas ASN, beberapa hari lalu.
Rhenald menilai, ikan dan udang merupakan solusi paling pas sebagai subtitusi sumber protein daging. Saat ini katanya, tren ke arah itu sudah mulai ada. Menurut Rhenald, wilayah Sulteng sangat berpotensi sebagai daerah yang paling diuntungkan, jika nantinya masyarakat benar-benar menjadikan ikan sebagai pengganti daging sebagai sumber protein.
“Sebab di daerah ini sudah ada inovasi budidaya yang hebat, seperti Supra Intensif dan budidaya bandeng di air laut, dengan memanfaatkan space yang ada di Pantai atau Pelabuhan perikanan,” jelas Rhenald. Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Sulteng, Hasanuddin Atjo, menegaskan upaya mengalihkan konsumsi daging ke ikan, butuh proses dan pendekatan yang tidak singkat. Hal ini menurutnya, menyangkut perilaku dan kebiasaan masyarakat yang telah berlangsung sejak lama, sehingga untuk mengubahnya harus dilakukan dengan berbagai pendekatan dan inovasi.
“Ini terkait rasa dan kebiasaan, bagi masyarakat pesisir, sudah lama tidak lagi menjadikan daging sebagai sumber utama protein, namun sebaliknya dengan masyarakat perkotaan. Perlu pendekatan dan upaya, serta inovasi, terutama bagaimana mengolah ikan,” kata Hasanuddin.
Dijelaskan oleh Hasanuddin, apa yang dingkapkan oleh Rhenald Kasali telah menjadi program di Dinas Kelautan dan Perikanan Sulteng, bersama beberapa pihak. Salah satunya dengan Tim Penggerak PKK, dan Dharma Wanita. Bahkan, di Sulteng telah terbentuk Forikan yang dipimpin langsung oleh Hj. Zalzulmida Djanggola. Salah satu programnya, adalah mengajak dan memotivasi masyarakat untuk lebih gemar makan ikan, karena sehat dan mencerdaskan. (mg01)