PALU EKSPRES, JAKARTA – Perdagangan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) masih terus mencoba bangkit perlahan dengan berbagai sentimen posotif yang dilakukan pemerintah.
Analis AAEI Reza Priyambada mengatakan, sejumlah berita dan penilaian positif terhadap ekonomi Indonesia melalui serangkaian upaya yang dilakukan Pemerintah diharapkan masih bertahan untuk membuat laju Rupiah tetap pada kenaikannya.
Menurutnya, pelemahan Rupiah yang berkurang juga diharapkan dapat kembali berlanjut. “Diperkirakan Rupiah akan bergerak di kisaran 14.840-14.827. Tetap mencermati dan mewaspadai berbagai sentimen yang dapat membuat Rupiah kembali melemah,” ujarnya Kamis (13/9/2018).
Reza menjelaskan, setelah sempat melemah beberapa poin, laju rupiah kembali mampu terangkat. Adanya penilaian upaya Pemerintah untuk kembali menarik aliran modal asing di tengah volatilitas yang terjadi pada sejumlah negara emerging market memberikan dorongan pada Rupiah.
“Lawatan Presiden pada sejumlah negara dan kehadiran Indonesia di World Economic Forum memberikan penilaian akan adanya investasi yang masuk ke Indonesia,” tuturnya.
Selain itu, lanjutnya, pemerintah juga telah mulai mengurangi defisit transaksi berjalan dengan memprioritaskan proyek-proyek infrastruktur serta berupaya menarik lebih banyak penghasilan ekspor.
Tak ketinggalan Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) telah menaikkan tingkat suku bunga penjaminan untuk simpanan dalam rupiah dan valuta asing (valas) dimana langkah ini dilakukan untuk mengakomodasi pengetatan moneter dan kecenderungan risiko likuiditas yang lebih tinggi akibat meningkatnya penyaluran kredit.
Seperti diketahui, tingkat bunga penjaminan dalam rupiah dan valas di Bank Umum masing-masing naik 25 bps menjadi 6,5 persen dan 50 bps menjadi sebesar 2 persen.
Sementara itu, laju USD masih terlihat menguat dibandingkan sejumlah mata uang lainnya di tengah kekhawatiran masih berlangsungnya perang dagang AS-Tiongkok.
(mys/JPC)