Umat Beragama Jangan Mudah Terprovokasi

  • Whatsapp

Nasaruddin L Midu

KEJADIAN berbau SARA yang terjadi di Tanjung Balai, beberapa hari belakangan, sangat disayangkan oleh semua pihak. Menurut Kepala Bidang Pembinaan Masyarakat Islam (Bimas Islam) Nasaruddin L Midu, konflik yang melibatkan umat beragama, sejatinya dapat dihindari, jika semua pihak dapat saling menahan diri dari hal-hal yang sensitif, sehingga tidak menimbulkan akibat yang negatif.

Bacaan Lainnya

Nasruddin juga menekankan, peran tokoh agama, dalam hal ini sangat dibutuhkan, dalam memberikan pemahaman secara utuh kepada umatnya, agar tidak mudah terhasut dan terprovokasi, apalagi sampai memicu terjadinya tindak kekerasan atau pengrusakan terhadap fasilitas ibadah.

“Saya tidak dapat memvonis, siapa yang salah di balik kasus ini, tapi mari kita ambil hikmahnya, agar kasus ini tidak berlarut-larut, jangan lagi kita dengan mudahnya diadu domba, sekarang saatnya kita membangun kebersamaan,” katanya, saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu 3 Agustus 2016.

Nasaruddin juga mengungkapkan ketidaksetujuannya, jika masalah azan dikrimanalisasikan. Azan yang menggunakan pengeras suara, atau pengajian menjelang salat, boleh saja dilakukan. Namun, menurutnya untuk daerah yang penduduknya pluralis, mestinya dilakukan dalam batasan-batasan tertentu.

Nasaruddin mengajak kepada umat Islam, untuk menunjukkan Islam, sebagai agama yang rahmatan lil aalamin, “Misalnya, untuk daerah yang mayoritas Islam, pengajian jelang waktu salat, bisa 30 menit jelang azan, namun untuk daerah yang pluralis, atau yang mayoritas non muslim, mungkin boleh antara 15 hingga 10 menit sebelum salat, intinya, marilah kita saling membangun pengertian serta saling memahami,” ungkapnya. (mg01)

Pos terkait