PALU EKSPRES, PALU – Dua daerah yang terkena gempa liquifikasi, Petobo dan Balaroa, disebut tak layak kembali menjadi permukiman warga. Hal disebutkan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Wilem Rampangilei berbicara di hadapan wartawan menjelaskan, Kelurahan Petobo di Kecamatan Palu Selatan dan Kelurahan Balaroa Kecamatan Palu Barat tak layak huni. Alternatifnya kata dia, dua kawasan itu bisa digunakan untuk kepentingan publik, entah menjadi ruang terbuka atau apa pun tapi tidak untuk permukiman.
Wacana yang dikemukakan oleh pemerintah ini masih mendapat pro kontra, baik dari masyarakat Petobo maupun Balaroa. Aslamudin (32) warga Petobo di Jalan HM Suharto yang rumahnya lenyap ditelan lumpur mengatakan, menyambut baik jika ada tawaran pemerintah seperti itu. Namun jika rencana itu dilakukan sebaiknya tidak jauh-jauh dari lokasi lamanya di Petobo. Pasalnya, wilayah Petobo adalah tanah leluhur tempat ia dan keluarganya dibesarkan secara turun temurun. ‘’Tidak masalah jika kami dipindah. Tapi sebaiknya tidak perlu jauh-jauh dari sini. Kami lahir dan besar di sini,’’ katanya. Warga Petobo lainnya Ibu Amirah mengaku bersedia jika pemerintah menyiapkan lahan untuk relokasi pemukiman warga. Ia dan anaknya aku Ibu Amirah, sangat trauma dengan lumpur bergulung gulung yang mengejar di belakangnya. Ibu Amirah yang rumahnya lenyap disapu lumpur mengaku ingin secepatnya meninggalkan kenangan di rumah yang sudah 11 tahun ditinggalinya. ‘’Saya dan anak saya sangat trauma mengingat kejadian malam itu, ‘’ kenang ibu yang bermukim di perumahan Petobo ini.
Di Kelurahan Balaroa beberapa warga mengaku belum mengetahui seperti apa kedepannya. Rumahnya di Asni di Jalan Kanna, kini tak berbentuk. Ia sendiri belum tahu apa yang akan dilakukannya. Sebagai PNS di kantor gubernur, Asni mengaku bertahun ia mengumpulkan uang untuk membangun dan merehabilitasi rumahnya. Dalam hitungan detik, rumah yang baru di tinggalinya 10 tahun amblas ke tanah. ‘’Saya belum ada pemikiran apakah pindah atau tetap di sini. Dua duanya jelas menyita biaya yang tidak sedikit,’’ katanya. (kia/paluekspres)