Oleh Mochtar Marhum
Gempa Bermagnitudo 7,4 Skala Richter yang memicu terjadinya Tsunami dan fenomena Likuefaksi bisa menjadi ujian tidak hanya ujian bagi Ketahanan Iman tapi juga sekaligus telah menguji ketahanan fisik manusia dan ketahanan fisik sejumlah bangunan di wilayah terdampak paling parah.
KONTEKS GEOLOGI DAN PERSPEKTIF TEOLOGI
Bencana Alam Gempa, Tsunami dan Fenomena Likuefaksi bisa dilihat dari Konteks Fenomena Geologi (Ilmu pengetahuan) dan juga dari Perspektif Teologi (Agama) serta tentu menurut keyakinan agama kita masing-masing.
Pendekatan sains atau ilmu pengetahuan didasarkan pada sesuatu yang berbau empiris dan evidence based melalui riset para pakar Saintist Geologi di lapangan.
Sedangkan dari perspektif agama bersifat otoritas dan dogmatis agama dengan referensi atau rujukan pada AlQuran dan Hadist untuk umat Islam dan bagi umat-umat lainnya berdasarkan kitab-kitab suci mereka. Pedekatan sains juga mengacu pada dalil Aqli dan pendekatan agama tentu memgacu pada dalil naqli.
Pendekatan agama meyakini bahwa bencana alam super dasyat terjadi dan menewaskan manusia dalam jumlah yang cukup signifikan dan mampu merusak sejumlah infrastruktur vital merupakan ujian bagi umat yang beriman atau mungkin juga merupakan asab atau teguran bagi umat yang lupa diri.
Namun, dari perspektif ilmu pengetahun, terjadinya bencana alam seperti gempa, tsunami dan bahkan fenomena liqefaksi merupakan suatu fenomena alam yang mungkin juga bisa dianggap lazim terjadi di planet bumi.
Dan semuanya juga bisa ditimbulkan oleh faktor sebab akibat (Cause and Effect). Dan mungkin juga hampir sama terjadi peristiwa alam lainnya seperti terjadinya Gerhana Matahari dan Gerhana Bulan, semua adalah kejadian alam.
Gempa dasyat belum kama ini telah menewaskan ribuan penduduk yang bermukim di wilayah Palu, Sigi dan Donggala (PASIGALA) yang kebetulan wilayah tersebut berada di atas jalur Sesar Palu Koro yang membujur di bawa kota Palu sampai ke teluk Bone.
Sesar Palu Koro merupakan salah satu sesar paling aktif di dunia. Bahkan beberapa tahun sebelumnya sejumlah temuan riset (Research Finding) oleh sejumlah pakar kegempaan telah memberikan warning akan kemungkinan terjadinya gempa besar di pulau Sulawesi.