PALU EKSPRES, DONGGALA- Sebanyak 31 unit rumah di Muara, RT 03 RW 04 Kelurahan Boya, Kecamatan Banawa, Kabupaten Donggala ambles ke dasar laut dihantam gempa dan tsunami, Jumat (28/9/2018).
Kompleks bioskop Muara dan bekas pasar tua itu sebagian hilang tanpa bekas bersama puluhan penghuninya. Hingga kini sebanyak 12 orang warga di wilayah itu belum ditemukan.
Ketua RT, Andi Gofal menyebutkan, gempa dan tsunami berkekuatan 7,4 yang terjadi Jumat sore, mengakibatkan kerusakan yang sangat parah di pesisir kota Donggala khususnya di Muara.
Dari data yang dihimpunnya, sebanyak 22 warganya meninggal dunia. 19 diantaranya adalah anak-anak. Termasuk salah seorang cucunya bernama Andi Alfa Theo.
“Cucu saya meninggal terseret ombak. Sampai saat ini yang belum ditemukan 6 orang dewasa dan 6 orang anak-anak. Sementara yang luka-luka ada 8 orang,” ujarnya, Jumat 26 Oktober 2018.
Gofal mengatakan, saat kejadian ia berada tak jauh dari rumahnya. Ia mengaku panik, karena saat gempa dan tsunami terjadi, keluarganya berada di dalam rumah.
“Saya lihat air laut naik sampai dibawah jembatan. Saya panik, saat air laut turun langsung menyapu rumah kami,” ungkap Gofal.
Sementara itu salah satu korban yang selamat, Andi Rynaldi mengatakan, putranya meninggal dunia karena terlepas dari pengangan ibunya. Putranya langsung terseret ombak.
Ia mengaku sore itu ia hendak membeli pulsa. Diatas motor ia merasakan goyangan yang sangat keras. Ia melihat bangunan bioskop Muara rubuh dan menghalangi jalan menuju rumahnya.
“Saya lihat bangunan bioskop Muara rubuh. Saya turun dari motor lalu menaiki reruntuhan bangunan bisokop yang menghalangi jalan. Saya lihat rumah kami sudah tidak ada. Istri dan anak saya sempat terseret ombak. Istri saya selamat, tapi anak saya meninggal dunia,” tutur Rynaldi.
Saat ini, ia dan warga muara lainnya masih berada ditempat pengungsian. Menurutnya, belum ada bantuan dari Pemda Donggala untuk warga muara yang menjadi korban.
“Yang ada sekarang baru bantuan dari luar yang diserahkan oleh Lurah Boya. Kami mendapatkan bantuan hunian sementara (Huntara) ini saja dari LSM asal Malaysia. Dari Pemda Donggala sendiri belum ada. Pernah pak gubernur dan bupati datang berkunjung. Kami disuruh bersabar,” tutupnya.(cr3/Palu ekspres)