PALU EKSPRES – Hari kedua normalisasi kawasan Kelurahan Petobo, alat berat dari Batalyon Zeni Tempur (Yonzipur) yang diturunkan hanya meratakan bangunan yang berdiri di atas gundungan tanah.
Berbeda dengan kawasan Balaroa yang terlihat rata dan tidak bergelombang, kawasan Petobo tidak bisa dibuat rata sejajar dengan permukaan tanah awal. Lumpur yang kini mulai mengering dibiarkan tetap menggunung. Alat berat TNI hanya menggusur bangunan rumah yang tampak mencuat di sana sini. Tebalnya lumpur yang sejajar dengan atap rumah menyulitkan jika harus dibuat sejajar dengan permukaan tanah asal.
Demikian disampaikan petugas pengawas di Petobo, Kamis 1 November 2018. Mewakili Komandan Detasemen Zipur, Mayor CZI Catur Witanto, yang juga Komandan Yonzipur 8 Sakti Mandra Guna, Kodam XIII Merdeka, menjelaskan, aktifitas perataan yang dilakukan di Kelurahan Petobo ini, sama halnya yang dilakukan di Kelurahan Balaroa. Hal ini sesuai perintah Wakil Presiden RI, yang ditindaklanjuti Panglima Komando Tugas Gabungan Terpadu.
“Seluruh bangunan yang rusak-rusak ini bakal kami ratakan, sesuai perintah komando atas,” sebut Catur.
Lokasi terdampak likuifaksi yang bakal diratakan ini, seluas hampir 180 hektar. Yang terdiri dari perumahan, sawah dan ladang. Adapun fokus yang diratakan, kata Catur, yakni kompleks perumahan yang sudah porak poranda dilanda likuifaksi. “Jadi di sini kami dari TNI/Polri tidak sendiri, selain dari Yonzipur 8 dan Yonzipur 17 Mulawarman, kita juga dibantu pihak ESDM, Pemerintah Daerah juga perusahaan-perusahaan yang memiliki alat berat,” tutur Komandan Yonzipur ini.
Tujuan meratakan lokasi terdampak likuifaksi ini menurut dia, agar masyarakat terhindar dari wabah demam berdarah serta penyakit kolera, apalagi saat ini sudah masuk ke musim penghujan. Bukan tidak mungki kata Catur, wabah penyakit tersebut bersarang di bangunan-bangunan yang rusak tersebut. “Tujuan lainnya, juga untuk menghilangkan trauma masyarakat, agar masyarakat bsa mulai aktifitas dan memanfaatkan lahan sebagai ruang terbuka hijau,” jelasnya. Pihaknya menargetkan, pengerjaan meratakan lokasi terdampak bencana likuifaksi ini, selesai sebelum 1 bulan. Untuk itu, seluruh personel yang terlibat, bakal bekerja secara stimultan.
(kia/Palu ekspres)