PALU EKSPRES, PALU – Ketua Senat Untad, Prof. Hasan Basri, Ph.D menegaskan proses pemilihan Rektor (Pilrek) Universitas Tadulako (Untad) periode 2019-2023 tidak terpengaruh dengan bencana alam gempa bumi, tsunami dan likuefaksi yang melanda Palu, Sigi dan Donggala beberapa waktu lalu. Ia menjelaskan, saat ini pihaknya tinggal menunggu kepastian waktu dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) terkait proses penyaringan bakal calon, serta rangkaian-rangkaian Pilrek lainnya.
Dijelaskannya, pihak Kemenristek Dikti mendahulukan menangani Pilrek di beberapa perguruan tinggi lainnya, yang masa jabatan Rektornya sudah mendekati akhir. Sedangkan masa jabatan Rektor Untad saat ini, yakni Prof. Dr. H. Muh. Basir Cyio akan berakhir pada 6 Maret 2019 mendatang. “Pemilihan Rektor tetap kita tunggu dari sana (Kemenristek Dikti-red). Artinya, kita tidak perlu terpengaruh dengan kondisi saat ini. Kita sangat siap untuk itu,” kata Prof. Hasan, di Untad, Jumat 2 November 2018. Proses pemilihan calon Rektor Untad periode 2019-2023 dipastikan bergeser dari jadwal yang sebelumnya telah ditentukan oleh Senat dan Panitia, yakni pada bulan September 2018. Prof. Hasan menegaskan hal tersebut tidak menjadi masalah. “Perkiraan November ini akan dilaksanakan, masih sesuai jadwal. Memang dari Kemenristek Dikti diurut dari kampus-kampus mana saja yang paling mendekati masa akhir jabatan Rektornya, itu yang didahulukan. Kita kan nanti 6 Maret jadi masih ada waktu cukup,” tandasnya. Rangkaian Pilrek Untad sudah berjalan sejak awal tahun 2018 lalu, dan saat ini telah ditentukan empat orang bakal calon, yakni Dr. Muh. Nur Ali, Prof. Dr. H. Mahfudz, Prof. Dr. H. Djayani Nurdin, dan Prof. Zainuddin Basri, Ph.D. (abr/Palu ekspres)