Tenda Biru, Tanda Cinta dari China

  • Whatsapp

Berbekal petunjuk orang-orang China di Palu, Pippa bertandang ke Pantai Barat, Donggala. Ia mencari tahu keberadaan kawannya di Desa Tanjung Pandang, Kecamatan Sirenja. Ia mendapat kawannya mengungsi. Begitu pun warga desa lainnya.
Pippa kebingungan. Bagaimana ia bisa mendistribusikan bahan-bahan makanan ke banyak orang yang membutuhkan ini. Beruntung ia bertemu Jamaluddin, seorang anggota Polisi yang bertugas di sana. “Saya kehilangan rumah karena gempa dan tsunami. Tapi saya tidak mungkin tinggalkan wilayah saya jauh-jauh karena saya bertugas di sini,” kata Pippa mengulangi pengakuan Brigadir Polisi Kepala itu.

Pippa mengisahkan, Polisi itu mengatur warganya. Dia juga mengatur pembagian bahan makanan yang masih ada
“Kalau masih ada sepiring nasi, kita utamakan dulu orang tua, perempuan dan anak-anak,” kata Jamal pada Pippa. Lelaki asal China Utara itu pun bergerak cepat. Ia menggalang bantuan dari pelbagai pihak. Utamanya dari warga China di tempat asalnya bahkan dari Malaysia dan Singapura.
Dalam dua minggu setelah gempa, Pippa mendistribusikan bantuan 2,4 ton beras, 400 boks mie instan, 300 potong kelambu, 113 potong peralatan perawatan kesehatan rumah, tenda, kotak sabun cuci. Selain itu adapula uang tunai sebesar Rp15 juta dari kantong Pippa sendiri ditambah dari lainnya sebesar Rp197 juta. Adapula bahan makanan lainnya senilai Rp82 juta.
Selama dua minggu pertama, warga berdiam di dalam gubuk seadanya. Belum ada tenda-tenda bantuan yang datang. Bagaimana privasi suami istri dan bagaimana pula kenyamanan anak-anak? Pippa kemudian berpikir keras lagi. Ia ingin warga bisa berdiam di tempat layak.
Dari pengalamanya menjadi relawan di pelbagai tempat, ia tahu standar minimum untuk tenda bantuan bencana PBB memerlukan 3,5 meter persegi (37 kaki persegi) ruang hidup per orang, serta privasi.
Ia lalu ingat, setelah gempabumi Wenchuan pada 2018, Pemerintah China memproduksi tenda-tenda bantuan bencana dalam jumlah besar. Untuk diketahui gempa Wenchuan menewaskan lebih dari 100 ribu orang. “Saya pun bermohon dan berkirim surat elektronik ke organisasi-organisasi sosial di tempat asal saya sampai kemudian ada pemberitahuan bahwa tenda-tenda untuk warga korban bencana Pantai Barat sudah dikirim,” tutur Pippa penuh semangat. Akhirnya, warga pun bisa mendapatkan tempat tinggal nyaman.***

Pos terkait