PALU EKSPRES, PALU– Paska bencana, sejumlah ruas jalan di Kota Palu menjadi tempat pedagang kreatif lapangan (PKL) untuk berjualan. Paling padat terlihat di Jalan Dewi Sartika Palu.
Aktivitas jual belipun akhirnya kerap membuat macet lalulintas. Terkait kondisi demikian, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Palu, Nathan Pagasongan, menjelaskan, pihaknya masih memberi kelonggaran bagi pedagang untuk saat ini. Sebab, kegiatan itu dianggap menjadi bagian daripada proses pemulihan ekonomi masyarakat.
“Saat ini kami masih maklum. Belum ada rencana kami untuk penertiban,”kata Nathan, Senin 26 November 2018.
Kelonggaran itu menurut dia diberi selama dalam masa transisi darurat bencana. Yang akan berakhir pada 25 Desember 2018 nanti. Setelah itu pihaknya perlahan akan meminta para pedagang untuk pindah lokasi.
“Kami upayakan tetap persuasif dalam upaya pemindahan itu,”jelasnya.
Nathan menjelaskan, pedagang tersebut umumnya pedagang keliling yang mengisi pasar Biromaru, Lasoani dan Bulili. Sejauh ini baru pasar Lasoani diantaranya yang benar benar bisa ditempati.
“Pasar Biromaru dan Bulili kami akui sulit. Karena lokasinya sangat dekat titik likuifaksi,” sebutnya.
Untuk mengurangi kepadatan di Jalan Dewi Sartika, pihaknya bahkan mengarahkan sebagian pedagang ke sebuah tanah lapang di Jalan Sapta Marga Palu.
“Sekarang sudah banyak yang menempati tanah lapang itu. Tapi inipun sifatnya hanya sementara waktu,” imbuhnya.
Mendekati berakhirnya masa transisi darurat, pihaknya lanjut Nathan tetap rutin mengimbau pedagang untuk menjaga kebersihan. Sekaligus tetap mengingatkan batas waktu transisi darurat bencana tersebut. Agar nantinya, pedagang bisa mengerti dengan upaya penertiban yang dilakukan.
“Kami upayakan seoptimal mungkin supaya tidak terjadi ketersinggungan pedagang. Semoga mereka juga mengerti,”pungkasnya.
(mdi/palu ekspres).