PALU EKSPRES, PALU – Muatan mitigasi bencana dinilai sangat penting untuk dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan. Hal ini menurut Pengamat Pendidikan Sulteng, Dr. Asep Mahpudz, karena kondisi wilayah Indonesia termasuk di Provinsi Sulteng cukup rentan terkena bencana, sehingga perlu ada penanaman pemahaman kesiapsiagaan bencana sejak dini melalui pendidikan.
Oleh karena itu, Asep menegaskan ke depan sangat perlu ada kebijakan dari pemerintah melalui Dinas terkait, untuk memasukkan mitigasi bencana ke dalam kurikulum, utamanya kurikulum berbasis muatan lokal.
“Mitigasi bencana masuk ke dalam kurikulum itu penting. Yang didorong adalah kurikulum berbasis lokal, karena kalau kurikulum nasionalnya agak susah masuk,” kata Asep, kepada awak media di Palu, Selasa 11 Desember 2018.
Ia menerangkan untuk mewujudkan hal tersebut, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah penguatan sumber daya manusia, yakni dengan membangun kesadaran kesiapsiagaan bencana kepada para tenaga pendidik dan kependidikan, yakni guru dan kepala sekolah terlebih dahulu.
Setelahnya, baru didorong melalui kebijakan pemerintah baik dalam bentuk Peraturan Bupati (Perbup), Peraturan Wali Kota (Perwali) atau bahkan Peraturan Gubernur (Pergub) untuk menerapkan mitigasi bencana ke dalam kurikulum berbasis lokal.
“Konteksnya pendidikan itu adalah jangka panjang, maka bagaimana kita bisa lakukan tidak serta merta masuk ke kurikulum, tetapi kita lakukan desain perencanaan sistemik, barulah pengambil kebijakan muncul untuk memasukkan ke kurikulum. Jadi kalau langsung masuk ke kurikulum pasti akan ada resistensi,” jelas akademisi Universitas Tadulako ini.
Asep melanjutkan, peluang memasukkan mitigasi bencana ke dalam kurikulum juga dapat dilakukan, melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Saat ini, ia mengaku bersama tim penyusun RPJMD Kabupaten Donggala.
Di bidang pendidikan selain menargetkan peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), juga berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kondisi eksisting wilayah Provinsi Donggala, yang salah satunya dengan menginisiasi memasukkan nilai-nilai mitigasi bencana ke dalam kurikulum.
“Nanti masuknya ke dalam muatan kurikulum lokal, karena peluangnya ada,” tandasnya. (abr/palu ekspres)