PALU EKSPRES – Drama Korea Sky Castle yang tengah naik daun karena ceritanya yang menarik diprotes oleh Asosiasi Medis Korea. Hal tersebut karena drama itu dianggap telah menayangkan adegan yang menjadi peristiwa pembunuhan nyata setelah penayangannya.
Melansir The Korea Times, drama yang tayang di JTBC itu menghadirkan adegan seorang pasien yang menggunakan senjata mematikan, mengancam membunuh dokternya karena hasil operasi yang tidak memuaskan. Adegan tersebut muncul di episode 6 drama yang tayang pada 8 Desember 2018 lalu.
Adegan itu langsung memicu kontroversi karena mirip dengan peristiwa pembunuhan seorang psikiater di Korea bernama Lim Se Won, psikiater di Rumah Sakit Kangbuk Samsung, Seoul yang dibunuh oleh pasiennya saat berkonsultasi. Aksi protes dari Asosiasi Medis Korea ini muncul karena aksi pembunuhan tersebut terjadi hanya beberapa hari setelah adegan itu ditayangkan, yakni pada 10 Desember 2018.
“Sky Castle, sebuah drama yang berpusat pada pendidikan gaya hidup kelas atas, baru-baru ini menayangkan adegan seorang pasien yang mengejar dokter dengan pisau di tangannya karena keluhan atas hasil operasi. Adegan ini sangat mengganggu untuk digambarkan dalam sebuah serial televisi,” ujar asosiasi tersebut dalam siaran pers tertulisnya.
Peristiwa yang menimpa Lim Se Won, lanjutnya, hanya terjadi beberapa hari setelah program itu ditayangkan. Walaupun kemungkinan pelaku tidak meniru adegan tersebut, akan tetapi mereka menilai bahwa adegan seperti itu dapat meninggalkan kesan yang salah kepada para penontonnya.
Kesan yang dimaksud adalah penonton dari adegan itu dapat menyalahgunakan dokter secara verbal atau melakukan kekerasan terhadap dokter dalam rangka memprotes hasil perawatan yang dilakukan dokter bersangkutan. Hal seperti itu, katanya, harus disingkirkan dari adegan-adegan sebuah drama.
Adapun protes asosiasi dokter tersebut dikirimkan kepada stasiun JTBC yang menayangkan drama Sky Castle. Mereka menuntut permintaan maaf dan perbaikan atas drama tersebut.
“Kami ingin menyampaikan penyesalan mendalam atas drama yang bertentangan dengan kampanye yang sedang berlangsung, yakni menyerukan penghapusan kekerasan terhadap institusi,” tulisnya.