PALU EKSPRES, PALU– Finalisasi data dampak bencana yang dilakukan Pemkot Palu belum sepenuhnya mengakomodir warga terdampak. Contohnya data jumlah bangunan rumah hilang akibat likuefaksi di Kelurahan Balaroa Kecamatan Palu Barat.
Sejumlah warga mengaku namanya belum masuk dalam basis data tersebut. Contohnya warga yang bermukim di ruas Jalan Bougenville, Seroja dan Sakura. Puluhan kepala keluarga diketahui bermukim di ruas jalan itu.
Fandy, warga Jalan Bougenville RT 2 RW 5 Kelurahan Balaroa salahsatunya. Namanya sama sekali tidak masuk dalam data. Fandy adalah korban likuifaksi terparah. Kehilangan dua orang tua. Rumahnya pun lenyap tak berbekas.
Padahal menurut dia, aparat pemerintah kelurahan setempat sudah pernah melakukan pendataan atas dirinya.
“Malahan sudah dua kali. Saya bertandatangan melaporkan kalau rumah saya hilang,”ungkapnya.
Kepastian mengenai tidak masuknya data rumah orang tuanya itu setelah ia telusuri dalam data kondisi bangunan akibat likuifaksi yang disajikan dalam situs Bappeda.palukota.go.id.
Bukan hanya itu, menurut Fandy hampir seluruh warga jalan Bougenville tidak masuk dalam data. Menurutnya terdapat sekitar 30 rumah di ruas jalan itu yang tidak masuk dalam data.
Selain itu, menurut Fandy, dalam data tersebut, juga tidak ditemukan data rumah hilang pada jalan Sakura dan Seroja. Di jalan itu ujarnya juga terdapat puluhan rumah warga yang hilang ditelan lumpur Likuifaksi.
“Hanya satu warga Jalan Seroja yang masuk,”bebernya setelah mengecek data Bappeda tersebut.
Rumah warga yang tidak terdata di jalan Seroja juga diakui Wakil Ketua DPRD Palu, Erfandi. Bahkan rumahnya pun ia akui tidak masuk dalam data tersebut.
Hal itu ia kemukakan dihadapan Sekkot Palu, Asri, saat mendampingi forum warga Balaroa berunjuk rasa, Senin 14 Januari 2019 di ruang kerja Wali Kota Palu.
Dalam kesempatan itu, Erfandi menyanggah langsung data yang tidak valid tersebut.
“Data itu bagaimana sebenarnya. Karena masih banyak rumah warga yang hilang tapi tidak masuk dalam data,”tanya Erfandi.
Menjawab itu, Sekkot Palu, Asri, menyatakan data tersebut masih akan disempurnakan. Menurutnya data itu baru dilakukan untuk tahap 1.
“Makanya data itu kami umumkan agar warga bisa segera melapor untuk diakomodir,”ujar Sekkot.
Untuk diketahui, total keseluruhan rumah terdampak bencana di Kelurahan Balaroa, sebagaimana dalam situs Bappeda Palu adalah sebanyak 1.719.
Terdiri dari rusak berat sebanyak 652. Rusak sedang sebanyak 199. Rusak ringan sebanyak 96 sedangkan yang terdata hilang hanya sebanyak 772.