PALU EKSPRES, PALU – Proses penyaringan bakal calon Rektor Universitas Tadulako (Untad) periode 2019-2023, telah selesai dilaksanakan. Rapat Senat tertutup yang digelar di Media Center Untad, Jumat 25 Januari 2019 menetapkan tiga orang calon tetap, berdasarkan hasil pemungutan suara terhadap empat orang bakal calon yang telah ditetapkan oleh Senat.
Sebelum dilakukan pemungutan suara penyaringan, di lokasi yang sama empat orang bakal calon menyampaikan visi, misi serta rancangan program kerja masing-masing dalam Rapat Senat terbuka, di hadapan para anggota Senat Untad.
Empat orang bakal calon tersebut, masing-masing Dr. Muh. Nur Ali, Prof. Dr. Mahfudz, Prof. Dr. Djayani Nurdin, dan Prof. Zainuddin Basri. Proses pemungutan yang digelar usai salat Jumat berlangsung tertutup. Berdasarkan hasil pemungutan suara tersebut, Prof. Mahfudz berhasil meraih 45 suara, unggul jauh dari peringkat kedua Prof. Djayani yang meraih 15 suara. Sedangkan Dr. Muh. Nur Ali dan Prof. Zainuddin tidak meraih suara satupun (0 suara). Berdasarkan hasil tersebut, Prof. Mahfudz dan Prof. Djayani dipastikan akan maju dan menjadi calon tetap Rektor Untad 2019-2023 berturut-turut nomor urut 1 dan 2.
Karena kedua calon lainnya mendapatkan hasil identik yakni 0 suara, untuk mendapatkan calon tetap ketiga maka dilakukan proses lanjutan khusus untuk mencari calon ketiga dari dua bakal calon tersebut, baik melalui musyawarah maupun pemilihan.
Berdasarkan hasil musyawarah, salah seorang bakal calon yakni Prof. Zainuddin lalu mengundurkan diri, dan memberikan kesempatan kepada Dr. Muh. Nur Ali menjadi calon tetap Rektor dengan nomor urut 3.
Pengunduran diri tersebut, sebagaimana diungkapkan Ketua Senat Untad, Prof. Hasan Basri, karena mempertimbangkan kondisi kesehatan yang bersangkutan.
“Sudah berjalan dengan bagus sekali. Sedikit ini ada satu hal yang tidak diprediksi sebelumnya, Prof. Zainuddin yang mestinya kapasitasnya tidak perlu diragukan, tetapi karena kesehatannya tidak mampu sehingga jadilah seperti itu. Inilah calon-calon terbaik yang kita miliki,” ungkap Prof. Hasan, saat ditemui usai pemungutan suara.