PALU EKSPRES, PALU – Sedikitnya 14 kepala keluarga (KK) korban bencana likuefaksi di Kelurahan Petobo Kecamatan Palu Selatan kini mulai berinisiatif membangun rumahnya sendiri.
Mereka bergotong royong menyelesaikan satu demi satu bangunan dengan menggunakan dana pribadi. Bangunan rumah dibuat semi permanen berbahan kayu.
Lahan yang ditempati 14 KK korban untuk membangun rumah tersebut tak jauh dari titik likuefaksi di Kelurahan Petobo. Lahan seluas kurang lebih 4 ribu meter persegi tersebut merupakan lahan yang dihibahkan Anggota DPRD Kota Palu, Ridwan Basatu.
Ridwan Basatu sendiri merupakan korban yang terdampak langsung lumpur ganas likuefaksi. Rumahnya pun sebenarnya hilang terbawa arus lumpur. Sebulan lebih lamanya Ridwan melewati waktu bersama warga di tenda pengungsian sekitar permukiman mereka. Hingga akhirnya ia mengajak warga lainnya membangun tenda di lahan pribadinya.
“Alhamdulilah kebetulan masih ada sedikit lahan pribadi yang kami bisa gunakan bersama,” tutur Ridwan kepada Palu Ekspres.
Waktu berlalu, Ridwan pun mengaku memutuskan untuk menghibahkan sebagian lahan miliknya kepada 14 KK yang ikut bersamanya dalam pengungsian. Setiap KK ia berikan seluas kurang lebih 10 x 15 meter persegi.
Kini kata Ridwan, bidang tanah itu telah ia pisahkan dari sertifikat induknya. Menjadi sertifikat masing-masing KK. Menurutnya saat ini warga mulai menggenjot pembangun meski tidak permanan. Sekali dua kali ujar Ridwan, ia pun memberi suntikan dana pribadinya jika ada warga yang sama sekali kehabisan anggaran.
“Sekarang mereka mulai membangun secara swadaya setelah memiliki sertifikat masing-masing,”sebutnya.
Ridwan berujar, meskipun warga tersebut telah mendapat lahan dan hunian pribadi, tidak lantas mereka terlepas sebagai penerima bantuan pemerintah. Baik berupa jatah hidup (Jadup) maupun hunian tetap (Huntap).
(mdi/palu ekspres)