Berdasar perjanjian pengusahaan jalan tol (PPJT), jalan-jalan tol baru harus menerapkan tarif di atas Rp 1.000 per km jika BUJT pengelola ingin investasi kembali tepat waktu. ”Tapi, oleh pemerintah itu paling tinggi Rp 1.000 per kilometer PPJT-nya. Padahal, di PPJT-nya itu lebih dari Rp 1.000 per km,” kata Subakti.
Dia menyebut jalan tol Semarang-Batang. Berdasar perhitungan investasinya, besaran tarif seharusnya Rp 1.500 per km. Namun, PT Jasa Marga menetapkan Rp 1.000 per km (untuk golongan I). ”Itu artinya pemakai jalan sudah diuntungkan,” katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua Aptrindo Bidang Distribusi dan Logistik Kyatmaja Lookman menegaskan, jika mempertimbangkan biaya pengiriman logistik, melewati tol trans-Jawa bukan opsi yang memungkinkan bagi pengusaha. Pada rute Jakarta-Surabaya, misalnya, pengemudi truk harus mengeluarkan biaya ekstra sekitar Rp 1,3 juta. Itu dinilai tidak sebanding meski mampu memangkas waktu kirim secara signifikan.
”Kalau lewat bawah (bukan jalan tol, Red), Jakarta-Surabaya itu sekitar 36 jam. Lewat tol memang bisa jadi sekitar 13 jam, tapi tambahan Rp 1,3 juta di komponen biaya itu kami belum ketemu hitungannya,” ujarnya saat dihubungi Jawa Pos.
Untuk membuat pengusaha angkutan logistik atau truk mau melewati jalan tol, lanjut dia, formulasi tarif harus dikaji ulang. ”Kami minta diskon 50 persen,” tegasnya. Menurut Kyatmaja, harga ideal yang masih masuk hitungan pengusaha adalah diskon 50 persen dari tarif normal sekitar total Rp 1,3 juta (Jakarta-Surabaya).
Dia mengatakan, mahalnya tarif tol tidak membuat pengusaha resah. Sebaliknya, justru BPJT yang terbebani lantaran okupansi tol tidak maksimal. Sebab, para sopir masih memiliki rute non-tol sebagai jalur utama. ”Maka dari itu, jika targetnya adalah okupansi dan return investment, penawaran harga harus menarik,” tandas Kyatmaja.
Pada bagian lain, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, tarif tol mahal lantaran tingkat investasinya juga tinggi. Menurut dia, seluruh sistem jalan tol itu memiliki jalur alternatif. Artinya, jika lewat tol dinilai mahal, ada pilihan lain untuk lewat jalan biasa. ”(Jalan) pantura kan tidak ditutup. Kalau merasa mahal, lewat jalan biasa,” tandasnya.