Respons Managemen RSAP, Pemasukan Rumah Sakit Tinggal Rp1,1 M/Bulan

  • Whatsapp

PALU EKSPRES, PALU– Manajemen Rumah Sakit Anutapura Palu (RSAP) menanggapi anggapan sejumlah eks perawat pekerja kontrak, yang merasa diperlakukan tidak wajar karena dihentikan kontrak kerjanya sejak tahun ini. Direktur RSAP, dr. Ruslan Ramlan Ramli menjelaskan, pihaknya tidak memberhentikan para pekerja yang kontraknya sedang aktif, melainkan memilih tidak melanjutkan kontrak pekerja tersebut, sejak kontrak berakhir pada 31 Desember 2018 lalu.

“Selama rentan waktu kontrak tidak ada yang kita beri SK untuk diberhentikan,” kata dr. Ruslan, di ruang kerjanya, Selasa 26 Februari 2019.

Bacaan Lainnya

Ia mengungkapkan, RSAP memilih untuk melakukan pengurangan jumlah pekerja kontrak, sebagai langkah rasionalisasi setelah RS milik Pemkot Palu tersebut terdampak cukup parah akibat bencana alam gempa bumi pada 28 September 2018 lalu. Akibat bencana tersebut, RSAP kehilangan seluruh gedung Anutapura Medical Center (AMC) karena roboh. AMC disebutnya menjadi sumber utama penghasilan (income) RSAP.

Salah satu dampak yang paling dirasakan akibat robohnya AMC, jelasnya,adalah menurunnya kemampuan RSAP dalam membiayai para tenaga honor yang berjumlah 823 orang. Selain itu, jumlah pasien juga menjadi menurun karena kapasitas RSAP yang menjadi terbatas.

Olehnya, RSAP mengambil kebijakan mengurangi jumlah tenaga kontrak, menyesuaikan dengan rasio jumlah pasien yang dilayani.
“Sebelumnya pemasukan bisa mencapai Rp10-12 Milyar perbulan, setelah bencana anjlok drastis hingga Rp1,1 Milyar saja. Dari 550 tempat tidur sisa 100 lebih tempat tidur, tentu berkurang jenis pelayanan, sehingga ada langkah rasionalisasi yang diambil,” ujarnya.

Ia menambahkan, akibat berkurangnya jenis pelayanan tersebut, pada penerimaan tenaga kontrak untuk tahun 2019, pihak RSAP tidak bisa mengakomodir seluruh pekerja yang habis masa kontraknya.

“Tidak ada jaminan semua yang bekerja tahun lalu itu diangkat semua, karena disesuaikan lagi dengan kebutuhan dan kemampuan RS,” imbuhnya.

Namun ia mengaku jika proses rehabilitasi dan rekonstruksi telah selesai, dan operasional RSAP telah kembali berjalan normal sebagaimana sebelum terjadinya bencana, maka para tenaga kontrak yang telah mengabdi tersebut akan menjadi prioritas untuk direkrut kembali. “Kita berharap mereka kembali pada saat kita sudah membangun kembali, dan fasilitas kita sudah cukup. Masa kita mau mengambil orang lain,” tegasnya.

Pos terkait