PALU EKSPRES, PALU – Hari pertama pelaksanaan Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional (UAMBN) di Madrasah Aliyah Negeri 2 (MAN 2) Kota Palu, Rabu 13 Maret 2019 sempat mengalami kendala padamnya listrik. Hal ini karena di MAN 2 Kota Palu UAMBN dilaksanakan berbasis komputer (UAMBN-BK).
Kepala MAN 2 Kota Palu, H. Muh. Anas menuturkan, usai dibuka secara resmi oleh Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kementerian Agama Sulteng, H. Kamaruddin, pelaksanaan UAMBN-BK untuk sesi pertama mengalami penundaan hingga dua kali karena listrik yang padam, sedangkan mesin genset yang ada tidak mampu digunakan untuk memberikan daya listrik untuk 3 ruangan yang digunakan ujian.
“Setelah dibuka oleh Kepala Bidang Penmad Kanwil, pelaksanaannya tertunda kurang lebih setengah jam, kemudian sempat berjalan selama sekitar setengah jam, tertunda lagi karena padam lagi,” ujar Anas, ditemui di ruang kerjanya di sela-sela pelaksanaan ujian, Rabu 13 Maret 2019.
Akibat penundaan tersebut, pelaksanaan ujian sesi pertama dan kedua mengalami pergeseran waktu. Jika sebelumnya ujian sesi kedua dijadwalkan selesai pada pukul 12.00 siang, karena penundaan itu akhirnya sesi kedua selesai melewati waktu yang disediakan tersebut. Sedangkan ujian sesi ketiga tetap berjalan sesuai jadwal yakni dimulai pada pukul 13.00 siang.
UAMBN-BK di MAN 2 Kota Palu dilaksanakan terbagi dalam tiga sesi, dengan total jumlah siswa peserta ujian sebanyak 317 orang, dari empat jurusan yang ada yakni IPA, IPS, Bahasa, dan Ilmu-ilmu Agama.
“Tadi kita sudah menghubungi bidang Pendma di Kanwil, mereka bilang juga telah menyampaikan ke pusat. Dikatakan bahwa jika proses beberapa jawaban siswa tetap tersimpan ketika terjadi pemadaman, maka bisa dilanjutkan, hanya saja artinya bergeser semua waktunya. Untuk sesi ketiga tetap dimulai jam 1 siang,” jelasnya.
Ia juga menambahkan, akibat pemadaman listrik tidak ada perangkat komputer atau server yang mengalami gangguan. Untuk mengantisipasi hal yang sama terjadi di sisa dua hari pelaksanaan UAMBN-BK, Anas mengaku pihaknya telah menyiapkan satu buah mesin genset besar, yang mampu mengalirkan daya ke tiga ruangan ujian.
“Ada mesin genset besar, tapi belum stand by, karena belum dipindahkan ke tempat khususnya,” tandasnya.