PALU EKSPRES, JAKARTA – Survei Litbang Kompas terbaru menunjukan adanya penurunan elektabilitas pada pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin. Ini berbanding terbalik dengan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Sehingga selisih keduanya hanya tinggal 11,8 persen.
Menanggapi hal itu, pengamat politik dari Voxpol Center Research and Consulting?, Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, tidak menutup kemungkinan petahana terancam kalah dari Prabowo-Sandi. Karena untuk mencapai angka aman saja, kubu 01 sepertinya sangat susah.
“Dengan waktu yang tersisa hanya 30 hari lagi. Kecil kemungkinan, petahana bisa melewati ambang batas aman elektabilitas, yakni di atas 60 persen. Dan kalau kita baca tren, ya Prabowo sudah menang,” ujar Pangi saat dihubungi, Kamis (21/3/2019).
Menurut Pangi, ?di atas kertas memang masih Jokowi unggul. Namun apabila membaca tren elektabilitas petahana hampir tidak ada pertumbuhan. Bahkan hasil survei litbang kompas elektabilitas Jokowi turun.
“Petahana itu sudah cukup lama berkampanye, lima tahun. Jadi modal elektabilitas petahana menang itu harusnya di atas 60 persen, sekarang faktanya malah belum melewati ambang batas aman,” katanya.
Pangi juga menuturkan, saat ini pertarungan pilpres sudah mulai dinamis, kompetitif, siapa pun punya potensi untuk menang. Peluang Prabowo dan Jokowi sama sama cukup dominan memenangkan kontestasi elektoral pilpres 2019.
Diketahui, berdasarkan survei terbaru Litbang Kompas elektabilitas Jokowi dan Prabowo selisih 11,8 persen. Jokowi-Ma’ruf mendapat 49,2 persen, sedangkan Prabowo-Ma’ruf 37,4 persen. Sedangkan sebanyak 13,4 persen masih merahasiakan pilihannya.
Elektabilitas Prabowo-Sandi naik 4,7 persen dalam enam bulan, dari 32,7 persen pada Oktober 2018 menjadi 37,4 persen pada survei kali ini. Sebaliknya, rivalnya, Jokowi-Ma’ruf turun 3,4 persen, dari 52,6 persen pada Oktober 2018 menjadi 49,2 persen.?
(gun/jpc)