Orang Bajo

  • Whatsapp

Kali lain lagi, saya datang bersama rombongan ikatan Alumni Universitas Tadulako. Ada Prof Anhu, mas Eko, Kak Inun, karib Al Banggawi dan Mute serta maitua ku. Kami, betemu dengan penduduk lokal, termasuk orang Bajo.

Dari kapal cepat yang kami pakai, koin rupiah dilayangkan ke laut. Anak anak Bajo lompat menyelam dengan tangkasnya. Meraih satu demi satu, koin yang melayang ke dasar laut.
Anak anak ini dilatih oleh alam untuk jadi ahli “Diving”.

Bacaan Lainnya

Ingatan ku tertuju pada sahabat ku saat di SMP Islam Ternate.
Dia bernama Taher. Orangnya tinggi besar dalam ukuran normal di umur itu. Dia termasuk pria berbadan gelap seperti saya. Taher ini membikin panik guru olahraga. Waktu kami diperintahkan lompat menyelam. Taherlah murid terakhir yang mengapung ke permukaan. Guru panik dan susul terjun. Ternyata Taher sedang duduk santai di pasir dasar laut. Belakangan, baru saya tahu kalau Taher ini adalah keturunan Suku Bajo.
Mereka mendiami banyak Pulau di Maluku. Dia Orang Bajo yang hebat di laut. Seperti semboyan Angkatan Laut, jalesveva jayamahe (di laut kita jaya).

Saya sempat berfikir ketika pesawat lion air jatuh di laut waktu lalu.
Penyelam dari team SAR diarahkan. Saya bertanya dalam hati, adakah mereka para penyelam ini berasal dari keturunan suku Bajo? Bila tidak ada. Maka, izin kan saya untuk kecewa. Bahwa, negara kurang cerdas memanfaatkan potensi anak negeri, bernama Orang Bajo. Sayang sekali. ***

Pos terkait