Oleh Jeri Wongiyanto (Pecinta dan Pengamat Film)
SETINGGI apapun pendidikan seorang wanita kelak akan menjadi ibu rumahtangga juga. Bersusah payah mengejar pendidikan larinya ke dapur juga. Banyak wanita yang setelah lulus kuliah, tak sempat meniti karier dengan bekerja karena langsung menikah. Yang datang kemudian rasa menyesal. Mungkin dilema ini banyak dialami para wanita.
Hal yang sama dialami Kirana (Titi Kamal). Ia merasa bosan dengan kehidupan yang pas-pasan dan menyesali perkawinannya dengan Ben (Rafi Ahmad) yang sudah dikaruniai dua anak Rega (DaffaDeddy) dan Windy (Aqila Herby). Penyesalannya datang ketika melihat teman-temannya yang sukses menjadi wanita karir yang kaya raya. Salah satunya, Diana (Donita) yang telah menjadi wanita single sukses yang hidupnya nyaris sempurna.
Suatu hari Kirana iseng bertemu seorang peramal bernama Madam Sri Menyan (AsriWelas), Lewat kartu bertuliskan “bermula dari titik awal, setelah tidak akan kembali”. Kartu itu berubah menjadi warna merah, ketika Karina ingin mengubah nasibnya menjadi perempuan single dan sukses. Karina tentu tidak sungguh-sungguh mempercayai hal itu.
Namun yang terjadi keesokan harinya, keinginannya terkabulkan. Kehidupannya berubah total. Ia terbangun di sebuah apartemen mewah dengan asisten pribadi yang selalu siap siaga membantunya bernama Indra (Gading Martin). Karina menjadi wanita kaya raya single dengan karier yang gemilang mempunyai puluhan staf dan banyak mobil mewah.
Berbanding terbalik dengan kehidupannya dulu, yang harus repot mengurus anak-anak dan suami yang hanya bekerja sebagai sales mobil. Perubahan hidup dari miskin menjadi kaya tentu membuat Kirana bahagia. Namun semua itu tidak berjalan lama, Kirana merasa menjalani kehidupan yang tidak dia butuhkan. Apa yang terjadi kemudian?
Sutradara Guntur Soeharjanto menyuguhkan film ini, dengan konsep drama dan komedi yang pas dan tidak berlebihan, sehingga menarik ditonton. Konflik hidup manusia dewasa digambarkan menyenangkan sekaligus memprihatinkan. Film ini mengajarkan kita agar lebih banyak bersyukur atas apa yang kita miliki sekarang. Bahwa keinginan tidak menjamin menjadi kebutuhan kita,