Substansi Pemilu ada di surat suara. Tanpa surat suara,
Tidak ada yang bisa dihitung.
Tidak ada presiden terpilih.
Tidak wakil presiden terpilih.
Tidak ada DPR RI dan DPRD terpilih.
Pun, tidak ada DPD terpilih.
Begitu krusialnya momentum ini, maka peran PPS menjadi kunci suksesnya pemungutan suara yang serentak dilaksanakan di seluruh tanah air ini.
—-
Cerita tentang anggota PPS dan KPPS yang meregang nyawa, akibat kelelahan karena tak sanggup menahan beban kerja, membuat publik tercengang. Kerja di bawah sorotan publik dengan durasi yang pendek diakui bukan pekerjaan gampang. Kerja tepat waktu dengan menihilkan kesalahan adalah target yang ditanamkan dalam benak setiap anggota PPS – jika ia tidak ingin menjadi bulan bulanan publik karena kinerja yang tidak becus.
Beratnya beban pelaksana teknis di level PPS, diakui oleh Sriwahyuni (29) anggota PPS di Kelurahan Buluri – Kecamatan Ulujadi. Sriwahyuni adalah seorang perempuan penyintas tsunami di Kelurahan Buluri. Di pemilu kali ini, ibu dua anak ini mengaku ingin ikut ambil bagian dalam hajatan demokrasi berdurasi lima tahunan itu.
Jauh sebelum mengemban amanah sebagai PPS di Kelurahan Buluri, perempuan berkerudung ini menyadari bakal menghadapi tugas berat. Terutama bekerja di bawah sorotan banyak orang yang menggantungkan peruntungan nasib politiknya di bilik suara, membuatnya harus bekerja hati-hati. Karena itu, integritas menjadi basis moral yang harus dikedepankan.
”Tetap fokus dan menjalankan aturan sebaik-baiknya. Inilah kunci yang harus dipegang,” katanya.
Saat ditahbiskan menjadi anggota PPS Buluri, istri aktivis Aliansi Jurnalis Independen Abdul Rifay ini, mulai menata waktunya. Mengenali medan dan karakter masyarakat setempat adalah hal pertama yang dilakukannya. Pasalnya, Yuni bakal mengawal sedikitnya 7 TPS yang menjadi tanggungjawabnya di wilayah itu. Karena itu, mengenal karakter masyarakatnya menjadi penting.
”Komunikasi dengan masyarakat harus lancar. Jika terjadi masalah di TPS bisa segera diselesaikan,” kilahnya.
Kebetulan, mayoritas warga Buluri adalah kerabat dekatnya, maka komunikasi menjadi lebih terbuka. ”Namun saya harus tetap hati-hati. Ini peristiwa politik. Dinamikanya berbeda dengan masalah sosial lainnya. Karena itu saya berusaha menguasai aturan main tentang kepemiluan selebihnya tawakal saja,” katanya.