Perdagangan Hewan Ilegal adalah Kejahatan Serius

  • Whatsapp

PALU EKSPRES, PALU – Sejumlah mahasiswa Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Tadulako (Untad) serta beberapa mahasiswa dari kampus lainnya, diberi pengetahuan tambahan tentang perdagangan hewan ilegal (illegal wildlife trade), pada kuliah tamu yang menghadirkan Adviser for Green Economy Adviser for Green Economy Forest and Climate Change Programme (FORCLIME), Jan William Burrows, di ruang Senat Faperta Untad, Rabu 8 Mei 2019.

Dalam pemaparannya, Burrows menyebutkan bahwa saat ini perkiraan jumlah perdagangan hewan liar ilegal di dunia tidak dapat diprediksi. Ia mencontohkan hal tersebut seperti pola gunung es, yakni kejadian sebenarnya jauh lebih besar dibanding yang terlihat, karena menurutnya saat ini kebanyakan perdagangan ilegal tersebut berlaku underground atau sulit dideteksi.
“Perdagangan hewan liar ilegal akan terus berlangsung selama ada permintaan terhadap itu,” ujarnya.

Bacaan Lainnya

Menurut Burrows saat ini perdagangan hewan liar belum dipandang sebagai kejahatan yang serius. Padahal ia menegaskan, para mafia perdagangan hewan liar ilegal harus diberikan hukuman yang berat untuk dijadikan contoh bagi masyarakat luas.
Sehingga dapat mencegah kepunahan berbagai spesies liar yang salah satunya akibat maraknya perburuan. Ia mencontohkan beberapa spesies besar saat ini sedang berada di ambang kepunahan akibat hal itu, seperti harimau, gajah, badak dan siamang.
“Beberapa aksi serius yang nyata dibutuhkan untuk mengatasi kejahatan ini. Kasus Nguyen Mau Chien, sebagai bos mafia perdagangan hewan ilegal di Vietnam yang pertama kali masuk pengadilan, dapat menjadi contoh,” tutur Burrows.

Pada kesempatan tersebut Burrows juga mengajak para Mahasiswa yang hadir, untuk turut bergerak mencegah dan melawan praktik perdagangan hewan ilegal.
“Beritahu kepada teman-teman serta keluarga kalian di rumah, apa yang kalian dapatkan di sini,” kata Burrows di hadapan para peserta kuliah tamu tersebut.

(abr/palu ekspres)

Pos terkait